Pasar Jepang Tetap Perkasa Saat Perang Tarif AS-China Dimulai

Bisnis.com,06 Jul 2018, 15:33 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Bursa Jepang/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang kompak rebound dan berakhir menguat pada perdagangan hari ini, Jumat (6/7/2018).

Indeks Topix mulai rebound saat dibuka di zona hijau dengan kenaikan 9,30 poin atau 0,55% di level 1.685,50 dan berakhir menguat 15,34 poin atau 0,92% di level 1.691,54. Pada perdagangan Kamis (5/7), Topix berakhir melemah 0,92% atau 15,34 poin di posisi 1.691,54.

Dari 2.081 saham pada indeks Topix, 1.672 saham di antaranya menguat, 358 saham melemah, dan 51 saham stagnan.

Saham Eisai Co. Ltd. dan Keyence Corp. yang masing-masing menguat 19,47% dan 3,75% menjadi pendorong utama terhadap rebound Topix pada perdagangan hari ini.

Sejalan dengan Topix, indeks Nikkei 225 berakhir menguat 1,12% atau 241,15 poin di level 21.788,14, setelah rebound saat dibuka di zona hijau dengan kenaikan 0,47% atau 100,67 poin di posisi 21.647,66.

Sebanyak 164 saham menguat, 55 saham melemah, dan 6 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei. Saham Eisai Co. Ltd. yang menguat 19,47% menjadi pendorong utama terhadap penguatan Nikkei pada akhir perdagangan hari ini, diikuti saham TDK Corp. yang naik 5,15%.

Sementara itu, nilai tukar yen terpantau lanjut menguat 0,07% atau 0,08 poin ke posisi 110,56 per dolar AS pada pukul 14.47 WIB, setelah berakhir melemah 0,14% atau 0,15 poin di level 110,60 pada perdagangan Kamis (5/7).

Dilansir dari Bloomberg, indeks Topix mampu membukukan penguatan harian terbaiknya dalam sebulan setelah rencana pemerintahan Presiden Donald Trump untuk mengenakan tarif pada impor China senilai US$34 miliar mulai diberlakukan pada hari ini.

“Trump kemungkinan akan mengambil pendekatan yang lebih hati-hati dalam memperluas tarif terhadap China, karena hal ini akan menjadi beban bukan hanya bagi perusahaan-perusahaan tetapi juga warga negara AS,” ujar Soichiro Monji, seorang general manager di Daiwa SB Investments Ltd., seperti dikutip Bloomberg.

Menurut John Vail, chief global strategist untuk Nikko Asset Management Co., Jepang kemungkinan akan mendapat keuntungan dari potensi menurunnya pembelian China atas barang-barang dan jasa AS, juga berkurangnya atas kunjungan turis China ke Amerika akibat penaikan tarif dan sentimen anti AS.

“Namun, investor di Jepang kemungkinan masih belum akan bersikap positif tentang tren global umum terhadap proteksionisme karena Jepang cukup bergantung, terutama dalam hal laba korporasi, pada perdagangan internasional,” tambah Vail.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini