Mendag: Dampak Perang Dagang AS-China Terbatas

Bisnis.com,07 Jul 2018, 12:47 WIB
Penulis: Yustinus Andri DP
Kapal Logistik Nusantara 4 yang melayani tol laut menurunkan kontainer muatannya saat bersandar di dermaga Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (28/6/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengaklaim perang dagang antara China dan AS berdampak terbatas kepada Indonesia.

Meskipun demikian, pemerintah akan tetap menyiapkan strategi antisipasi dampak negatif dari perang dagang tersebut. Strategi ini rencananya akan dibahas bersama Presiden Joko Widodo pada pekan depan.

“Kami juga akan menghitung berapa besar potensi yang bisa dimanfaatkan dari perang dagang tersebut. Kalau untuk dampak negatif, relatif terbatas bagi Indonesia,” ujarnya, Jumat (6/7/2018).

Sementara itu, terkait pembahasan fasilitas Generalized System of Preference (GSP), Enggar mengaku proses lobi dengan AS masih terus dilakukan. Salah satu pembahasan yang dilakukan terkait perbedaan nilai surplus neraca perdagangan Indonesia terhadap AS.

Dia menyebutkan Washington mengklaim nilai surplus perdagangan Indonesia mencapai US$13 miliar pada tahun lalu. Adapun berdasarkan catatan Kementerian Perdagangan (Kemendag), nilai surplus perdagangan hanya mencapai US$9 miliar.

“Perbedaannya ada pada pencatatan. AS mencatat ekspor kita yang melalui Singapura dan Hong Kong adalah murni berasal dari Indonesia, karena by country origin. Namun, kami mencatat itu ekspor menuju Singapura dan Hong Kong,” terang Enggar.

Hal tersebut akan dibahas dengan AS agar Indonesia tetap mendapatkan fasilitas GSP. Pasalnya, fasilitas tersebut sangat dibutuhkan oleh produk ekspor Tanah Air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini