Bali Jajaki Pasar Ekspor Baru Antisipasi Efek Perang Dagang AS-China

Bisnis.com,09 Jul 2018, 14:59 WIB
Penulis: Feri Kristianto
Produk kerajinan untuk pasar ekspor. (Ilustrasi).

Bisnis.com, DENPASAR—Disperindag Bali akan mendorong pengusaha menjajaki pasar Afrika Selatan dan Asia Selatan apabila pemerintah Amerika Serikat memberlakukan tarif impor sejumlah produk asal Indonesia.

Kadisperindag Bali, Putu Astawa mengatakan dua kawasan tersebut memiliki pasar yang belum digarap secara optimal oleh pelaku usaha dari Bali. Dia menyakini kedua wilayah memiliki daya beli yang mampu menyerap produk-produk ekspor dari Bali.

“Sejauh ini memang belum ada dampaknya [untuk ekspor] ke Amerika, tetapi kalau terjadi ya pasar baru itu yang kami dorong untuk dijajaki pelaku pasar. Kemendag juga sudah memberikan instruksi dan sedang menjajaki pasar di dua wilayah itu,” jelasnya, Senin (9/7/2018).

Astawa merujuk negara Afrika Selatan dan Bangladesh yang selama ini belum digarap dengan baik. Dua negara itu sebenarnya memiliki populasi besar yang memungkinkan untuk menjadi bidikan bagi produk-produk asal Bali. Menurutnya, ekspor ke Afrika Selatan sudah dilakukan oleh sejumlah eksportir asal Bali untuk komoditas perhiasan dan kerajinan.

Hanya saja, nilai ekspornya masih kecil dan tidak masuk dalam daftar 10 besar negara tujuan. Ditegaskan olehnya, negara Arab juga dapat menjadi negara tujuan apabila AS benar mengenakan tarif impor produk Indonesia. Daya beli negara-negara di kawasan Timur Tengah juga besar dan menyukai keunikan kerajinan dari Pulau Dewata.

“Intinya kalau benar terjadi maka tidak ada pilihan lain harus meningkatkan kualitas produk agar masih diminati,” tuturnya.

Berdasarkan data BPS Bali, 10 besar negara tujuan ekspor dari Pulau Dewata adalah Amerika Serikat 28,98%, Australia ,81, Singapura 8,28%, Jepang 6,91% Hongkong 5,45%, Perancis 3,02%, Tiongkok 2,73%, Thailand 2,68%, Jerman 2,67%, Inggris 2,35% dan sebanyak 26,11% diekspor ke negara lainnya.

Produk dari Bali yang banyak diekspor ke AS yakni ikan dan udang, pakaian jadi bukan rajutan, kayu, barang dari kayu, perabot penerangan rumah, jerami/bahan anyaman, dan kapas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini