Harga Telur Ayam di Purwokerto Lampaui Kondisi Lebaran

Bisnis.com,11 Jul 2018, 14:03 WIB
Penulis: Newswire
Ilustrasi./Antara-M Agung Rajasa

Bisnis.com, PURWOKERTO – Harga telur ayam ras di pasar tradisional Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menembus Rp29.000 per kilogram, jauh lebih tinggi dibanding saat lebaran yang sebesar Rp24.000/kg.

Saat ditemui di Pasar Manis, Purwokerto, Rabu (11/7/2018), salah seorang pedagang, Wasis mengatakan kenaikan harga telur ayam ras berlangsung secara bertahap sejak pascalebaran.

"Saat lebaran, harga telur ayam ras sebesar Rp24.000/kg atau turun Rp2.000 dari saat awal Ramadhan. Sekarang naik lagi menjadi Rp29.000/kg," katanya.

Menurut dia, kenaikan harga telur ayam ras yang sudah berlangsung selama dua hari terakhir berdampak pada penurunan daya beli masyarakat.

Ia mencontohkan konsumen yang biasanya membeli telur ayam ras sebanyak 1 kg terpaksa menguranginya menjadi 0,5 kg.

Salah seorang ibu rumah tangga, Cahaya mengaku terkejut atas kenaikan harga telur ayam ras sehingga terpaksa mengurangi pembelian komoditas tersebut dari biasanya sebanyak 1 kg menjadi 0,5 kg.

"Sepertinya ini merupakan rekor tertinggi dalam beberapa bulan terakhir. Apalagi kemarin saat lebaran hanya Rp24.000/kg meskipun dalam kondisi normal berkisar Rp21.000-Rp22.000/kg," katanya.

Ia mengharapkan harga telur ayam ras dapat segera kembali normal karena banyak dibutuhkan masyarakat sebagai tambahan protein bagi anak-anak.

Salah seorang distributor telur ayam ras, Edi mengatakan kenaikan harga komoditas itu disebabkan adanya pengapkiran secara besar-besaran terutama terhadap ayam-ayam petelur yang sudah tidak produktif.

"Ayam-ayam petelur itu dipotong dan dagingnya dijual. Hal ini juga dilakukan oleh banyak peternak di berbagai daerah," katanya.

Menurut dia, kondisi tersebut biasanya tidak akan berlangsung lama karena peternak sudah menyiapkan stok ayam petelur yang siap dibudidayakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini