Perry Warjiyo: Dosis Kenaikan Suku Bunga Bank Indonesia Ampuh

Bisnis.com,11 Jul 2018, 17:59 WIB
Penulis: Hadijah Alaydrus
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo berbicara saat konferensi pers, di Jakarta, Jumat (29/6/2018)./Reuters-Willy Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA -- Penguatan rupiah sejak awal pekan hingga Rabu (11/7/2018) yang bertengger di posisi Rp14.385 per dolar AS, dinilai sebagai sinyal positif dari langkah kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia serta koordinasi kuat dengan pemerintah.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan langkah bank sentral menaikkan suku bunga acuan hingga 50 basis poin dalam RDG Juni lalu memang dimaksudkan supaya pasar keuangan Indonesia tetap kompetitif, khususnya pasar Surat Berharga Negara.

"Alhamdulillah dalam beberapa waktu terakhir ini terjadi arus masuk asing ke SBN dan itu menjadi satu poin positif yang memang mendorong stabilitas nilai tukar," tegas Perry, Rabu (11/7).

Selain itu, Perry menuturkan bank sentral dan pemerintah melakukan koordinasi yang sangat erat untuk membuat bauran kebijakan antara kebijakan fiskal, kebijakan reformasi struktural dan juga dukungan dari kebijakan bank sentral dan juga dari OJK.

Menurutnya, koordinasi itu memang akan diarahkan untuk mendorong ekspor mengurangi impor mendorong pariwisata dan mendorong arus modal asing untuk pembiayaan ekonomi.

"Koordinasi terus dilakukan untuk tidak hanya memperkuat dari transaksi berjalan kita tapi juga mendorong pertumbuhan dan itu menjadi satu poin penting," ujar Perry.

Selanjutnya, dia menegaskan BI akan terus berada di pasar memantau pasar menjaga stabilitas ekonomi dan menjaga stabilitas nilai tukar dengan berbagai instrumen yang ada.

Sebagaimana diketahui, Pada Jumat (29/6/2018)  Bank Indonesia kembali melakukan penyesuaian suku bunga kebijakan BI 7 Days (Reverse) Repo Rate (BI-7DRR) sejumlah 50 bps menjadi 5,25% sebagai respons luar biasa bank sentral dalam menyikapi perkembangan kurs rupiah yang semakin tertekan akibat penguatan dolar AS.

Bank Indonesia mengungkapkan dalam operasi moneternya telah mengucurkan dana hingga Rp18,5 triliun dalam rangka intervensi pasar sekunder surat utang pemerintah dari awal tahun hingga hari ini, Selasa (11/7/2018) dalam upaya stabilisasi nilai tukar rupiah.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah mengatakan, intervensi pada pasar sekunder sekitar Rp18,5 triliun. Adapun untuk pasar primer yang bukan dalam konteks intervensi sekitar Rp42 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini