Indonesia Morowali Industrial Park Prioritaskan Pekerja Lokal

Bisnis.com,23 Jul 2018, 22:33 WIB
Penulis: Annisa Sulistyo Rini
Presiden Joko Widodo menandatangani prasasti disaksikan Menteri Perindustrian Saleh Husin, Chairman SMI Halim Mina, Investor SMI Mr. Xiang Guangda, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Aladin Djanggola, dan Bupati Morowali Anwar Hafiddan pada acara peresmian Smelter Nikel PT. Sulawesi Mining Investment di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, 29 Mei 2015./http://www.kemenperin.go.id

Bisnis.com, JAKARTA — PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), selaku pengelola Kawasan Industri Morowali, berkomitmen untuk memprioritaskan serapan tenaga kerja lokal.

Alexander Barus, Chief Executive Officer (CEO) IMIP, mengatakan prioritas kepada tenaga kerja asal Kabupaten Morowali dan Sulawesi Tengah akan diberikan sepanjang memenuhi persyaratan yang ditentukan.

“Pelamar asal Morowali dengan semua jurusan di tingkat pendidikan strata satu kami terima. Bahkan, ijazah SMA pun juga kami terima,” kata Alexander belum lama ini.

Sejak 8 bulan terakhir, IMIP membuka jalur khusus bagi calon karyawan yang menggunakan kartu tanda penduduk (KTP) Morowali. Program ini dilakukan atas permintaan Pemda Morowali.

Per awal Juli 2018, jumlah karyawan lokal yang bekerja di dalam kawasan dan penggajiannya dikoordinir langsung oleh perseroan dan perusahaan tenant berjumlah kurang lebih 24.165 orang. Angka tersebut naik dari posisi pada 9 Maret sebanyak 20.000 orang.

“Itu belum termasuk dengan ribuan tenaga kerja perusahaan-perusahaan kontraktor rekanan kami, perusahaan-perusahaan supplier dan tenaga kerja di perusahaan-perusahaan pelayaran. Jika ditotal jumlahnya bisa mencapai kurang lebih 50.000 orang,” ujarnya.

Sementara itu, mengenai tenaga kerja asing yang bekerja di dalam kawasan IMIP, Alexander menjelaskan jumlahnya saat ini mencapai 2.356 orang.

Lebih jauh, sepanjang tahun lalu, total pembayaran pajak dan royalti yang disetor IMIP ke kas negara sekitar Rp2 triliun, naik dibandingkan dengan 2 tahun sebelumnya sekitar Rp1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Maftuh Ihsan
Terkini