Tiket Kertas Commuter, Penumpukan Penumpang hanya Pagi Hari

Bisnis.com,23 Jul 2018, 12:48 WIB
Penulis: Dewi Aminatuz Zuhriyah
Petugas stasiun mengecek tiket penumpang di Stasiun Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (23/7). PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menyatakan transaksi tiket KRL di 79 stasiun mulai Senin (23/7) untuk sementara menggunakan tiket kertas seharga Rp3.000, sebagai bentuk mitigasi untuk kelancaran mobilitas pengguna KRL selama proses pembaharuan dan pemeliharaan sistem tiket elektronik. /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Penumpukan penumpang akibat pembaharuan sistem e-ticket kereta commuterline hanya terjadi pada pagi hari.

Pantauan Bisnis, mamasuki pukul 09.00 antrean panjang yang ada di beberapa stasiun dalam Jakarta seperti stasiun Tanah Abang, Karet dan Manggarai kembali normal.

Hal itu tidak berlaku untuk stasiun commuterline di luar Jakarta mengingat banyaknya pekerja di Jakarta yang tinggal di wilayah Depok, Bogor, Bekasi dan sekitarnya.
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) melakukan pembaharuan dan pemeliharaan sistem tiket elektronik sejak Sabtu (21/7/2018).

Eva Chairunisa selaku VP Komunikasi Perusahaan PT KCI mengatakan dengan adanya pembaruan dan pemeliharaan sistem tersebut maka para pengguna diminta mengantre transaksi tiket KRL akan menggunakan tiket kertas yang diberlakukan di 79 stasiun KRL dimulai dari perjalanan kereta pertama hingga kereta terakhir.

“Tiket kertas dijual seharga Rp 3.000 ke semua stasiun tujuan. Untuk mempercepat proses transaksi pengguna jasa dihimbau untuk menyiapkan uang tunai sesuai tarif tiket kertas.”

Keputusan KCI untuk meminta para pengguna mengantri tentu saja menuai respon negatif dari pengguna. Sebagian besar para pengguna merasa dirugikan dengan kembalinya sistem manual tersebut.

Sebagai saran saja, seharusnya PT KCI menggratiskan tiket commuterline sebagai bentuk konsekuensi atas pembaharuan sistem tersebut bukan justru merugikan para pengguna dengan memaksa antre membeli tiket kertas.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini