Kena Suspensi, Lonjakan Harga Saham TCPI Dipicu Sentimen Ini

Bisnis.com,24 Jul 2018, 15:09 WIB
Penulis: Dara Aziliya
Direktur PT Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna Setia (kanan), berbincang dengan Direktur Utama PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) Dirc Richard Talumewo (kiri), dan Komisaris Aliyah Sianne Salim di sela-sela pencatatan perdana saham PT TCPI di Jakarta, Jumat (6/7/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA -- Lonjakan harga saham PT Transcoal Pacific Indonesia Tbk. diduga terkerek oleh sentimen positif dari pemulihan harga komoditas batu bara. Kinerja emiten pengangkutan batu bara itu diprediksi positif jika tren tersebut terus berlanjut.

Analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta Utama mengungkapkan jika pergerakan harga batu bara terus positif, faktor tersebut akan menjadi katalis untuk kinerja emiten yang belum lama ini melantai di bursa saham domestik tersebut.

"Secara global, permintaan batu bara mengalami peningkatan dan harganya bertahan di atas US$110. Trennya sedang naik sehingga secara wajar memengaruhi harga saham [emiten terkait batu bara]," ungkap Nafan di Jakarta, Selasa (24/7/2018).

Sebagaimana diketahui, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengenakan suspensi alias penghentian sementara perdagangan efek Transcoal Pacific Pasalnya, pergerakan saham emiten bersandi TCPI itu bergerak secara tidak wajar.

Pada pencatatan perdana, saham TCPI tercatat pada harga Rp230. Adapun pada perdagangan kemarin, saham perseroan berada di level Rp1.650 atau mengalami lonjakan sebesar 617,39%.

Bursa menilai telah terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham perusahaan tersebut, sehingga perlu melakukan penghentian sementara perdagangan sejak perdagangan hari ini.

Bisnis mencatat perdagangan saham emiten dengan saham TCPI tersebut telah beberapa hari menjadi pantauan BEI. Pada keterangan resmi per 18 Juli, manajemen BEI telah memantau pergerakan saham TCPI yang kala itu meningkat 22,02%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini