3 Juta Hektare Saluran Irigasi Direhabilitasi Selama 2015—2019

Bisnis.com,25 Jul 2018, 20:05 WIB
Penulis: Rivki Maulana
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kiri) meninjau pembangunan irigasi dan jalan produksi persawahan di Desa Waimital, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, Rabu (14/2/2018)./BPMI Setpres

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menargetkan rehabilitasi 3 juta hektare saluran irigasi dalam periode 2015—2019.

Para petani yang menggunakan air untuk irigasi juga dilibatkan lewat Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) .

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa saluran irigasi harus diperbaiki karena berdampak langsung terhadap produktivitas lahan pertanian.

Dia menambahkan bahwa kementerian telah membangun banyak bendungan di berbagai daerah untuk menunjang saluran irigasi.

“Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian, bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” ujar Basuki melalui siaran pers, Rabu (25/7/2018).

Dia menerangkan bahwa kegiatan rehabilitasi irigasi juga melibatkan petani, salah satunya dilakukan di wilayah kerja Balai Wilayah Sungai Sumatra III Ditjen Sumber Daya Air pada daerah irigasi Menaming, Kabupaten Rokan Hulu, Riau.

Sebanyak 40 Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dilibatkan untuk memperbaiki saluran irigadi di 27 daerah irigasi.

Menurut Basuki, petani dilibatkan lewat skema padat karya tunai dan mereka mendapatkan upah Rp80.000—Rp125.000 per hari selama 3 bulan.

Pekerjaan yang dilakukan berupa pembuatan saluran irigasi beton yang bermanfaat untuk menekan tingkat kehilangan air, membersihkan saluran, membangun jalan usaha tani, dan jembatan.

Dana yang dialokasi untuk setiap P3A sebesar Rp195 juta dengan target rehabilitasi saluran irigasi 12 km.

Di sisi lain, untuk meningkatkan kualitas jaringan irigasi, Kementerian PUPR mengembangkan teknologi saluran irigasi modular.

Teknologi yang dikembangkan Balai Litbang Irigasi Puslitbang Sumber Daya Air ini bisa digunakan pada saluran irigasi premier, sekunder, dan tersier serta memiliki keunggulan baik dari segi mutu konstruksi dan biaya.

Saluran irigasi modular memiliki sambungan yang kuat dan cukup kedap sehingga kehilangan air akibat kebocoran dapat diminimalkan. Teknologi ini telah diuji coba di dua daerah irigasi di Kabupaten Pandeglang sepanjang 2,70 km.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Zufrizal
Terkini