Percepat Pembangunan Trans Sumatra, Hutama Karya Pertimbangkan Opsi Sekuritisasi

Bisnis.com,26 Jul 2018, 18:26 WIB
Penulis: M. Nurhadi Pratomo
Pemandangan foto udara di salah satu ruas jalan tol lintas Sumatra, di Desa Sukarame, Bandar Lampung, Sumatra Selatan, Rabu (1/11)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — PT Hutama Karya (Persero) mempersiapkan opsi sekuritisasi untuk menambah pendanaan sebagai bagian dari percepatan pembangunan Trans Sumatra.

Direktur Keuangan Hutama Karya Anis Anjayani mengungkapkan perseroan tengah mempertimbangkan opsi sekuritisasi. Perseroan bakal mengevaluasi lalu lintas di rual tol Trans Sumatra yang telah beroperasi.

Proses evaluasi, sambungnya, dilakukan dengan membandingkan volume lalu lintas yang ada dengan perkiraan awal. Hal ini termasuk mempertimbangkan pertumbuhan lalu lintas pada masa mendatang.

“Sejalan dengan adanya Penyertaan Modal Negara (PMN), apabila sekuritisasi berhasil maka lebih banyak lagi tol yang bisa dibangun dalam rangka percepatan pembangunan,” jelas Anis kepada Bisnis, Kamis (26/7/2018).

Dia mengatakan dana yang dihimpun akan digunakan untuk refinancing pinjaman yang ada untuk ruas tol tersebut. Sisanya, bakal dimanfaatkan untuk mengembangkan ruas tol lainnya.

“[Ruas yang dikaji atau dipertimbangkan untuk sekuritisasi] Medan-Binjai dan Palembang-Indrayala,” tutur Anies.

Menurut catatan Bisnis, Hutama Karya mengajukan tambahan PMN tahun 2019 senilai Rp12,5 triliun untuk memenuhi kebutuhan pendanaan pengerjaan proyek Trans Sumatra.

Terdapat enam ruas yang akan dikerjakan dengan menggunakan dana tersebut yakni Pekanbaru-Dumai senilai Rp3 triliun, Terbanggi Besar-Kayu Agung Rp4 triliun, Padang-Pekanbaru Rp2 triliun, Kualatanjung-Tebing Tinggi-Parapat Rp1,614 triliun, dan Medan-Aceh Rp886 miliar.

Sebelumnya, Hutama Karya telah mendapatkan PMN 2015 senilai Rp3,6 triliun. Dana tersebut telah digunakan untuk pengerjaan proyek Medan-Binjai sebesar Rp1,01 triliun, Palembang-Sp. Indralaya Rp799 miliar, Bakauheni-Terbanggi Besar Rp1,729 triliun, dan Pekanbaru-Dumai Rp58 miliar.

Selanjutnya, kontraktor pelat merah itu juga mendapatkan PMN 2016 yang digunakan untuk pengerjaan proyek Palembang-Sp. Indralaya sekitar Rp1,51 triliun dan Bakauheni-Terbanggi Besar Rp488 miliar. Total dana pemerintah yang telah dikucurkan senilai Rp2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini