Kesepakatan AS-Uni Eropa Dorong Mata Uang Emerging Market, Rupiah Ditutup Menguat

Bisnis.com,26 Jul 2018, 17:28 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (26/7/2018).

Pergerakan rupiah berakhir menguat 12 poin atau 0,08% di level Rp14.463 per dolar AS, setelah dibuka menguat 38 poin atau 0,26% di level Rp14.437 per dolar AS.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak pada level Rp14.431 – Rp14.471 per dolar AS. Adapun pada perdagangan Rabu (26/7), mata uang Garuda berakhir rebound dengan penguatan 70 poin atau 0,48% ke level Rp14.475 per dolar AS.

Dilansir Bloomberg, rupiah menguat seiring dengan mata emerging market lain setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Komisi Uni Eropa Jean-Claude Juncker sepakat untuk menunda penerapan tarif perdagangan.

“Mata uang negara emerging market lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen luar seperti perang dagang China-AS dan pergerakan dolar,” ungkap Kyle Rodda, analis pasar di IG Markets, seperti dikutip Bloomberg.

Rupiah menguat di saat mata uang lain di kawasan Asia bergerak variatif, dengang penguatan dipimpin oleh won Korea Selatan yang terapresiasi 0,6%, disusul rupee India yang menguat 0,18%.

Sementara itu, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau menguat 0,03% atau 0,031 poin ke level 94,264 pada pukul 17.01 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka tutun 0,076 poin atau 0,08% di level 94,157, setelah pada perdagangan Rabu (25/7) berakhir melemah 0,40% atau 0,280 poin di posisi 94,233.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini