Outlook Permintaan Membaik, Harga CPO Malaysia Rebound

Bisnis.com,26 Jul 2018, 21:08 WIB
Penulis: Mutiara Nabila
Petani memindahkan kelapa sawit hasil panen ke atas truk di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak kelapa sawit kembali rebound di Bursa Malaysia Derivatif dengan jumlah kenaikan tertinggi sejak pekan lalu atas adanya outlook permintaan yang membaik.

Perdagangan Kamis (26/7) pukul 12.00 WIB mencatatkan harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) di Bursa Malaysia Derivatif (MDX) berada pada posisi 2.187 ringgit per ton, naik 24 poin atau 1,11% dari penutupan perdagangan pada sesi sebelumnya. Dengan angka tersebut, harga CPO tercatat turun 13,05% selama tahun berjalan.

“Saat ini, pasar mulai memberikan sentimen positif yang menyatakan bahwa permintaan terhadap minyak nabati tersebut diprediksi akan mengalami kenaikan hingga 20.000 – 30.000 ton dari ekspektasi sebelumnya,” ujar Marcello Cultrera, Pengelola Pemasaran Institusi Okachi Malaysia di Kuala Lumpur, dikutip dari Bloomberg, Kamis (26/7/2018).

Cultrera menambahkan bahwa meskipun mengalami rebound, harga CPO masih tertekan oleh adanya ekspektasi kenaikan produksi. Pasar saat ini masih tetap mengawasi estimasi pertumbuhan hasil produksi untuk bulan ini.

Berdasarkan laporan dari perusahaan layanan inspeksi AmSpec, ekspor CPO Malaysia pada 1 – 25 Juli tercatat naik 5% secara month-on-month (mom) menjadi 902.979 ton. Sementara itu, perusahaan Intertek melaporkan pengiriman CPO pada Juli naik 7,3% secara mom menjadi 921.821 ton.

Harga minyak kedelai untuk kontrak teraktif Desember di Chicago Board Of trade (CBOT) juga tercatat terkerek tipis dengan kenaikan sebanyak 0,17 poin atau 0,59% menjadi US$28,99 sen per pon dan turun 13,60% sepanjang tahun ini.

Minyak kedelai premium dari CPO hingga sekitar US$96 per ton, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata premium sebanyak US$95 per ton pada sepanjang tahun lalu. Selain itu, CPO terdiskon dari gasoil hingga sekitar US$126 per ton, jauh dari rata-rata premium pada tahun lalu sebesar US$37 per ton selama tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pamuji Tri Nastiti
Terkini