Pendapatan GMFI Terkerek 11%, Laba Bersih Malah Turun

Bisnis.com,30 Jul 2018, 12:59 WIB
Penulis: Dara Aziliya
PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten jasa perawatan dan perbaikan pesawat, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk. membukukan pendapatan sebesar US$222,3 juta selama semester I/2018. pencapaian tersebut meningkat 11,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).

Kendati membukukan kenaikan pendapatan usaha yang cukup signifikan, emiten dengan kode saham GMFI tersebut membukukan penurunan tipis laba bersih periode berjalan sebesar 3,4% menjadi US$20,12 juta, dari semester I/2017 yang sebesar US$20,84 juta.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, entitas anak PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. itu membukukan kerugian selisih kurs mata uang asing yang cukup besar yaitu mencapai US$1,7 juta.

Kerugian dari selisih kurs tersebut melonjak 1.197,53% dibandingkan nilai yang diderita perseroan pada semester I/2017 yang hanya US$1.415.

Adapun, jumlah aset perseroan pada semester I/2018 mencapai US$624,53 juta, meningkat 15,8% dibandingkan semester I/2017. Pada periode tersebut, jumlah liabilitas jangka pendek perseroan naik 64,75% menjadi US$223,02, sedangkan liabilitas jangka panjang menurun 14,3% menjadi US$83,98.

Garuda Maintenance Facility Aero Asia membidik pangsa pasar domestik tahun ini dapat mencapai 40% setelah menyentuh 34% pada 2017 lalu. Dalam beberapa tahun lagi, anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. tersebut berambisi membidik pangsa pasar domestik 50%.

Direktur Utama Garuda Maintenance Facility Aero Asia, Iwan Joeniarto sebelumnya menyampaikan perusahaan pada tahun ini menganggarkan belanja modal hingga US$127 juta untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitas usaha.

“Capaian market share itu juga tergantung kondisi perekonomian. Pangsa psar domestik kami di 2016 itu 32%, lalu naik 34%. Target kami gradually bisa sampai 50%. Memang tidak semua kami ambil [pangsa pasarnya] karena ada beberapa kapabilitas engine yang dikuasai OEM,” ungkap Iwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini