PT SMI 'Pede' Kinerja Perusahaan Tak Terganggu Fluktuasi Rupiah

Bisnis.com,30 Jul 2018, 18:37 WIB
Penulis: Oktaviano DB Hana
Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur Emma Sri Martini (kanan) didampingi Head of Corporate Secretary Division Ramona Harimurti (tengah) Corp.Communication & CSR Head Corporate Secretary Division Agah Djajadiredja memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan saat berkunjung ke redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Senin (30/7/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) optimistis pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tidak akan menganggu kinerja pembiayaan.

Emma Sri Martini, Presiden Direktur PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), mengatakan hingga saat ini portofolio pendanaan pihaknya masih didominasi oleh mata uang rupiah. Hanya sekitar 20%, jelasnya, sumber dana itu berupa denominasi dolar Amerika Serikat.

Oleh karena itu, dia menilai fluktuasi nilai tukar rupiah tidak akan memengaruhi kinerja pendanaan BUMN pelat merah ini. “Kalau melihat portofolio secara keseluruhan, portofolio kami didominasi oleh domestic currency,” ujarnya saat mengunjungi redaksi Bisnis, Senin (30/7/2018).

Menurutnya, komposisi pendanaan itu sejalan dengan proyek infrastruktur yang hampir seluruhnya didukung dengan pembiayaan dalam denominasi rupiah.

Di sisi lain, Emma mengatakan hingga saat ini pihaknya masih mampu menjaga rasio pembiayaan atau nonperforming loan (NPL) bersih sebesar 1,2%.

Realisasi itu, jelasnya, masih terbilang stabil dalam setahun terakhir. “NPL kami masih stabil, posisi net NPL sebesar 1,2% hingga sekarang,” jelasnya.

Adapun, SMI hingga akhir 2017 membukukan total aset senilai Rp55 triliun. SMI pun diklaim sebagai salah satu lembaga keuangan bukan bank dengan aset terbesar di Indonesia.

Dengan dukungan pemerintah, total ekuitas perseroan mencapai Rp34 triliun hingga akhir tahun lalu. Sementara itu, BUMN ini meraih peringkat AAA dengan outlook stable dari pemeringkat lokal dan BBB dengan outlook stable untuk tingkat internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini