Bursa Emas Berjangka Terus Meredup

Bisnis.com,31 Jul 2018, 21:53 WIB
Penulis: Mutiara Nabila
Harga emas/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas menuju penurunan bulanan untuk keempat kalinya, masa terpanjang sejak 2013 karena para investor yang lebih memilih menaruh hatinya pada dolar Amerika Serikat dan pesimistis pada pertumbuhan industri logam mulia.

Harga emas spot kembali memerah pada perdagangan Selasa (31/8) menurun sebanyak 1,18 poin atau 0,10% menjadi US$1.220,27 per troy ounce. Dengan harga tersebut, emas spot turun harga 6,33% dari awal tahun.

Pada sesi yang sama, harga emas Spot sempat menyentuh titik US$1.219,25 per troy ounce, turun 2,7% pada bulan ini dan semakin mendekati level terendahnya dalam setahun belakangan.

Harga emas Comex turut mengalami pelemahan dengan turun sebanyak 3,10 poin atau 0,25% menjadi US$1.228,40 per troy ounce. Harganya turun 7,04% secara year-to-date (ytd).

Emas anjlok karena minat pada komoditas logam mulia tersebut semakin menyusut setelah pembuat kebijakan Federal Reserve AS berencana mendorong suku bunganya untuk naik dua kali lagi tahun ini. The Fed diperkirakan akan memastikan pelaksanaan rencana tersebut pada pertemuan pekan ini.

Dengan jumlah kepemilikan di bursa dana exchange-traded funds (ETF) yang menyusut, para pemilik dana menaikkan taruhannya bahwa harga emas akan berlanjut mengalami penurunan.

Data dari Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) AS pekan lalu, para pengelola dana menaikkan posisi jangka pendeknya di pialang berjangka dan opsi pada posisi rekor yang terlahir tercapai pada 2006.

“Emas terus bergerak bearish dan berada di jalurnya untuk terus melemah pada pekan depan,” kata Calo Alberto De Casa, Kepala Analis ActivTrades di London, dilansir dari Bloomberg, Selasa (30/7/2018).

De Casa menilai bahwa meskipun mata uang euro sudah mengalami sedikit penguatan di hadapan dolar AS, minat investor pada logam mulia tersebut tetap rendah dan cenderung mencari aset lain.

Pada awal perdagangan Selasa (30/7), Bank of Japan (BOJ) menetapkan tidak mengubah suku bunga acuan utamanya dan perhatian trader saat ini bergeser ke keputusan kebijakan moneter dari Federal Reserve AS dan Bank of England (BOE) pada akhir pekan ini.

“Emas berada dalam tren bearish sejak beberapa pekan lalu karena dolar AS yang terus menguat, aliran ETF dan melemahnya permintaan dari pelanggan,” ungkap Madhavi Mehta, analis Kotak Commodity Services Pvt di Mumbai.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pamuji Tri Nastiti
Terkini