Realisasi Asuransi Usaha Tani Padi di Bawah Target

Bisnis.com,04 Agt 2018, 11:59 WIB
Penulis: Azizah Nur Alfi
Presiden Joko Widodo (tengah) menyalami pekerja, didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kiri) meninjau pembangunan jalan desa dan pengerjaan saluran air ke persawahan di Desa Pannyangkalang, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (15/2)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Bisnis.com, JAKARTA - Realisasi Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) hingga Juni 2018 masih di bawah target yang dipasang perseroan pada semester I/2018. 
 
Kepala Unit Usaha Pertanian dan Mikro Jasindo Ika Dwinita Sofa menyampaikan, perseroan telah mengcover perlindungan risiko terhadap 340.000 ha lahan sawah pada semester I/2018 melalui produk AUTP. Dengan nilai premi sebesar Rp180.000 per ha, maka perolehan premi AUTP sepanjang semester awal tahun ini sebesar Rp61,20 miliar. 
 
Ika menyampaikan, realisasi AUTP masih meleset dari target yang dipasang perseroan sebesar 600.000 ha pada semester I/2018. Hal ini karena ada beberapa program yang terhubung dengan produk AUTP belum berjalan. 
 
Dia mengatakan realisasi AUTP banyak ditunjang dari antarprogram. Misalnya, kata dia, penerima bantuan benih wajib melindungi lahan sawahnya dengan produk AUTP. 
 
"Untuk tahun ini, program-programnya banyak yang baru akan direalisasikan," katanya dikutip pada Sabtu (4/8/2018). 
 
Lebih lanjut, nilai klaim sepanjang semester I/2018 sebesar Rp15 miliar. Dibandingkan dengan semester I/2017, nilai klaim semester ini tercatat menurun. 
 
Ika menjelaskan pada tahun lalu perseroan banyak menerima klaim akibat serangan hama wereng dan banjir pada awal tahun. Sementara itu, kejadian serupa tercatat lebih rendah pada musim tanam tahun ini. 
 
Perseroan meningkatkan koordinasi dengan dinas dan kerja sama dengan berbagai pihak di sektor pertanian untuk meningkatkan sosialisasi dan akses kepada petani. Dengan demikian, dia optimistis target AUTP mengcover 1 juta ha lahan sawah sepanjang tahun ini dapat tercapai. 
 
Adapun, pendapatan premi dari produk AUTP non program (komersial) tercatat masih minim yakni Rp100 juta. Hal ini karena 95% petani di Indonesia merupakan petani dengan kepemilikan kurang dari 2 ha sehingga masuk dalam program AUTP. 
 
"Yang lebih dari 2 ha, pasarnya masih kecil dan tersebar. Sulit juga untuk mendapatkan data potensi karena banyak dari lahan itu digarap oleh buruh tani, sehingga susah untuk membedakan," imbuhnya. 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini