Sektor Farmasi Jatuh, Indeks Stoxx Ditutup Melemah

Bisnis.com,09 Agt 2018, 06:06 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Indeks Bursa Eropa/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa ditutup melemah pada perdagangan Rabu (8/8/2018), karena pendapatan perusahaan yang buruk di sektor farmasi membebani sentimen yang sudah memburuk oleh ketegangan perdagangan.

Indeks Stoxx Europe 600 ditutup melemah 0,2% atau 0,80 poin ke level 389,69, dengan indeks sektor kesehatan memimpin penurunan setelah ditutup turun 1%.

Dilansir Reuters, kekhawatiran atas perdagangan global dan tarif terus menekan saham di zona euro, dengan indeks Euro Stoxx turun 0,6% sejauh ini di bulan Agustus.

"Kami berhati-hati terhadap Eropa, mengingat kemungkinan dampak pada pertumbuhan dari langkah perdagangan AS, terutama tergantung pada ekspor Jerman," Luca Paolini, kepala analis di Pictet Asset Management, seperti dikutip Reuters..

Laporan kinerja dari produsen obat Denmark Novo Nordisk dan Lundbeck mengecewakan investor. Saham keduanya turun masing-masing 6% dan 14%.

Analis di Berenberg mengatakan, pendapatan Novo Nordisk adalah "serangkaian hasil yang cukup tidak bersemangat", sementara analis Jefferies mengatakan penjualan produk utama Lundbeck tidak sesuai konsensus.

UDG Healthcare Inggris juga terpukul dan ditutup merosot lebih dari 10% menyusul lemahnya penjualan kontrak dan operasinal layanan pendukung pasien.

Kinerja saham blue-chip lainnya juga membebani indeks, dengan peritel makanan Belanda Ahold Delhaize turun 1,6%.

Bank Italia, BPER Banca kehilangan hampir 6%, dengan satu analis mengutip pendapatan bunga kuartalan yang mengecewakan.

Di sisi lain, saham Nokian Tyres melonjak 3,8% setelah mengalahkan ekspektasi pendapatan dan bank Belanda, ABN Amro, menguat 3,5% setelah melaporkan laba kuartal kedua.

Secara keseluruhan, meskipun, musim penghasilan belum sekuat di Amerika Serikat, pertumbuhan laba aktual untuk indeks MSCI Eropa mencapai 7,6%, menurut data Thomson Reuters I/B/E/S.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini