Ini Harapan Pasar Modal Setelah Deklarasi Capres-Cawapres

Bisnis.com,10 Agt 2018, 08:48 WIB
Penulis: Novita Sari Simamora
Sandiaga Uno (kanan) pemilik 27,79% saham emiten bersandi saham SRTG tersebut.

Bisnis.com, JAKARTA – Pascapenetapan pasangan calon presiden dan wakil presiden, pelaku pasar mengharapkan pemilihan presiden lancar dan tidak mengganggu stabilitas ekonomi.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, pelaku pasar modal menginginkan pemilihan presiden satu kali putaran. Bila pemilihan presiden terjadi tiga putaran maka APBN akan teralih ke hal yang kurang produktif.

"Pemilihan Ma'aruf Amin untuk menarik kembali dukungan bahwa Jokowi adalah pro-Islam yang cukup kuat. Namun, pelaku pasar hanya ingin Pilpres tidak mengganggu stabilitas ekonomi," katanya saat dihubungi Bisnis, Kamis (9/8/2018).

Hans menilai, Presiden RI saat ini telah melakukan hal yang bagus dalam pembangunan, sehingga saham-saham sektor infrastruktur terdongkrak. Menurutnya, bila sektor infrastruktur serius dibenahi pada periode berikutnya, maka akan terlihat multiplayer efek sangat bagus.

Dia menilai, pelaku pasar pun menginginkan presiden yang serius dalam membenahi sektor infrastruktur. Selain itu, keberadaan Ma'aruf sebagai Ketua MUI periode 2015-2020 berpotensi memperkuat industri keuangan syariah.

Hans mengatakan, Indonesia merupakan negara dengan penduduk mayoritas Islam, akan tetapi belum ada produk syariah yang menjadi andalan. Harapannya, dengan kehadiran Ma'aruf bisa meningkatkan nilai investasi masyarakat khususnya yang berada Islam dalam produk perbankan syariah dan pasar modal syariah.

Di sisi lain, kata Hans, majunya Prabowo Subianto kembali dalam pemilihan presiden bukanlah hal yang baru. Namun, tambah Hans, pelaku pasar lebih tertarik pada kandidat yang memiliki pengalaman.

Selain itu, adanya rencana Prabowo menggandeng Sandiaga Uno sempat membuat saham Saratoga (SRTG) meningkat ke level Rp3.890 per saham. Namun, dalam penutupan perdagangan Kamis (9/8/2018), saham SRTG ditutup naik 0,82% menuju Rp3.710 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini