Gempa Lombok: 387 Orang Tewas dan 13.688 Luka-luka

Bisnis.com,11 Agt 2018, 14:36 WIB
Penulis: Annisa Margrit
Sejumlah warga korban gempa bumi menunggu suplai air bersih di Dusun Bawaq Nao Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Selong, Lombok Timur, NTB, Selasa (31/7). Korban gempa bumi di wilayah tersebut mengaku saat ini masih kekurangan air bersih karena sumber air yang dialirkan melalui pipa terputus akibat gempa./Antara

Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) menyebutkan sebanyak 387 orang tewas dan 13.688 orang luka-luka akibat gempa yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu (5/8/2018).
 
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan hingga hari ini tercatat 387.067 orang mengungsi, 67.875 unit rumah rusak, dan 468 sekolah rusak. Selain itu, 6 jembatan, 3 rumah sakit, 10 puskesmas, 15 masjid, 50 mushola, dan 20 perkantoran juga rusak.
 
"Masa tanggap darurat penanganan dampak gempa bumi 7 SR diperpanjang 12-25 Agustus 2018 di Pulau Lombok. Adanya tanggap darurat, penanganan dapat cepat karena adanya kemudahan akses dalam administrasi, penggunaan anggaran, pengerahan personel, logistik, dan peralatan," paparnya melalui akun Twitternya, Sabtu (11/8/2018).

 

Adapun logistik yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi yaitu tenda, selimut, makanan siap saji, beras, susu, MCK portabel, air minum/air bersih, tandon air, mie instan, pakaian, terpal/alas tidur, dan alat penerangan.
 
Gempa juga membuat infrastruktur jalan rusak sehingga menghambat distribusi bantuan ke daerah-daerah yang terdampak. 
 
Sutopo mengungkapkan sebuah truk yang membawa logistik dan personel bantuan ke Lombok Utara terbalik di daerah Sajang, pagi tadi. Kecelakaan ini mengakibatkan satu orang tewas. 
 
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hingga Sabtu (11/8) pukul 08.00 WITA tercatat terjadi 521 gempa susulan. 
 
"Gempa diperkirakan masih akan berlangsung sampai 3-4 pekan ke depan sebagai bentuk pelepasan energi yang ada di dalam patahan," terang BMKG. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini