Bank Indonesia Aceh Bantu Pengembangan Ekonomi Pesantren

Bisnis.com,13 Agt 2018, 15:54 WIB
Penulis: Abdul Hadi Firsawan
Pengunjung memperhatikan kain tenun khas Aceh pada pameran kain dan perhiasan di Museum Negeri Aceh, Banda Aceh, Minggu (12/8)./Antara-Ama

Bisnis.com, BANDA ACEH – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh memberikan bantuan berupa sarana dan prasarana pendidikan serta bantuan pendukung kegiatan ekonomi kepada pesantren di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh Zainal Arifin Lubis mengatakan, selama beberapa tahun belakangan Bank Indonesia sudah membina beberapa pesantren yang mempunyai lahan dalam kegiatan ekonomi, seperti dalam kluster cabai, perikanan, ayam bertelur, hingga dayah mart. Beberapa pesantren binaan BI Aceh berada di Banda Aceh, Aceh Besar, dan Pidie.

"Kita harapkan, dengan batuan itu mereka bisa lebih mudah dalam belajar dan mengembangkan ilmu. Anak pesantren biasanya punya standar moral yang cukup, tinggal bagaimana memperdalam kemampuan untuk bisa bersaing dengan orang lain," ujar Zainal Arifin di Banda Aceh, Senin (13/8/2018).

Melalui program Bank Indonesia Mengajar, BI Aceh ingin mengembangkan ekonomi pesantren sebagai sebuah lembaga yang dinilai mandiri secara ekonomi serta mampu mencetak lulusan yang profesional dalam ilmu agama, ilmu modern, dan kewirausahaan. Lulusan dari pesantren diharapkan mampu menjawab kebutuhan industri serta memiliki akhlak yang dibutuhkan untuk keberhasilan usaha.

Guna menyukseskan program pengembangan ekonomi pesantren, BI Aceh mempunyai program mengoptimalkan aset pesantren dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan seminar. Selain itu, BI Aceh juga memberikan edukasi kebanksentralan, ekonomi keuangan, dan ekonomi syariah.

"Kita semua perlu berjuang bersama untuk menjadikan perekonomian Indonesia lebih baik, tidak bisa hanya peran pemerintah saja. Lulusan pesantren ini kalau bisa menjadi pengusaha dan menciptakan lapangan kerja," tutur Arifin.

Implementasi Masyarakat Ekonomi Asean, kata Arifin, membuka peluang dan ancaman bagi pekerja di Indonesia, karena itu tenaga kerja Indonesia harus memiliki keterampilan yang baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini