Pengusaha Rusia Tertarik Kelola Jaringan Kereta di Sumbar

Bisnis.com,13 Agt 2018, 13:39 WIB
Penulis: Heri Faisal
Foto udara fly over Kelok Sembilan, di Kabupaten Limapuluhkota, Sumatra Barat./Antara-Iggoy el Fitra

Bisnis.com, PADANG — Pemerintah Provinsi Sumatra Barat mengklaim adanya ketertarikan pengusaha asal Rusia untuk untuk mengelola dan investasi pengembangan jaringan kereta api di Sumbar.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumbar Maswar Dedi mengatakan dalam forum Festival Indonesia – Rusia di Moscow pekan lalu, terungkap ketertarikan pengusaha setempat untuk berinvestasi di Sumbar.

“[Pengembangan jalur kereta api] juga masuk dalam pembahasan, dan ada pengusaha yang tertarik. Ini akan ditindak lanjuti terus,” katanya, Senin (13/8/2018).

Menurutnya, Pemprov Sumbar juga memprioritaskan pembangunan infrastruktur dengan memanfaatkan investasi. Termasuk pembangunan infrastruktur jaringan kereta untuk mendukung program konektivitas wilayah Sumatra.

Dia mengatakan delegasi Sumbar sudah memaparkan potensi pengelolaan dan pengembangan jaringan kereta api di daerah itu.

Dalam waktu dekat, imbuhnya, pengusaha – pengusaha asal Rusia juga akan mengunjungi Indonesia untuk melihat potensi investasi di daerah itu. Termasuk Sumbar, dengan prioritas investasi di bidang pariwisata, pengolahan perkebunan karet, rempah dan komoditi lainnya, serta pembangunan infrastruktur.

Adapun, saat ini Sumbar sudah memiliki jaringan kereta api yang menghubungkan Kota Padang – Pariaman, Padang – Kayu Tanam – Padang Panjang – Bukittinggi, dan Padang Panjang – Solok – Sawahlunto.

Namun, dari sisa infrastruktur jaringan kereta api peninggalan Belanda itu yang aktif hanya rute Padang – Pariaman. Sisanya perlu dilakukan reaktivasi dan perbaikan jaringan rel.

Pemerintahan Jokowi – JK juga berencana mempercepat pembangunan jaringan kereta Trans Sumatra yang menghubungkan seluruh kota besar di pulau itu.

Sementara itu, untuk proyeksi investasi, Pemprov Sumbar menargetkan masuknya investasi sebesar Rp8,5 triliun tahun ini baik melalui penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini