Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menyatakan akan melakukan penyesuaian suku bunga pinjaman untuk kredit konsumer sekitar 25 bps—50 bps, tergantung dengan kondisi persaingan di industri perbankan.
“Kami lihat adjusment-nya. Kalau naik pun mungkin 25 bps—50 bps,” ujarnya kepada Bisnis,Selasa (14/8/2018).
Pada awal bulan ini, BRI merilis bunga promo kredit pemilikan rumah (KPR) senilai 6,5% (fixed)—7,75% (fixed) selama 1—5 tahun pertama dalam program KPR Merdeka 2018. Promo tersebut berlaku untuk pembelian hunian baru, bekas, dan pembangunan.
Promo yang berlangsung hingga September tersebut juga memberikan kemudahan dari sisi biaya admin dan provisi. Debitur akan dikenakan biaya admin sekitar Rp400.000 atau 0,1% dari plafon, dan biaya provisi sebesar 0,25% dari plafon.
Handayani mengutarakan, hingga akhir Juli, perseroan telah mencatatkan total KPR senilai Rp24,62 triliun atau tumbuh 20% secara year on year (yoy). Adapun, target KPR BRI hingga akhir tahun ini mencapai Rp28 triliun.
Dia menilai potensi pertumbuhan KPR masih sangat besar karena ceruk pasar yang tersedia saat ini masih sangat luas. Selain itu, dia menilai pertumbuhan kredit konsumer seperti KPR juga dapat membantu perseroan untuk mengatur risiko bisnis bank.
“Rumah kan gap-nya masih banyak, ketika kemarin kami kerja sama dengan POLRI responsnya cukup baik, artinya potensinya masih cukup besar. Kredit konsumer juga merupakan salah satu cara bank untuk spreading risk,” katanya.
Dia menilai perseroan juga saat ini lebih berhati-hati dalam memacu pertumbuhan kredit di segmen korporasi. Adapun, segmen konsumer menurutnya memiliki permintaan yang jauh lebih besar terutama pada segmen nasabah usia produktif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel