Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah baru saja memperluas cakupan penerima kredit usaha rakyat (KUR) untuk usaha garam rakyat sejak awal Agustus 2018.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. pun mulai menyalurkan kredit segmen kecil produktif sebesar Rp 7,4 miliar pada klaster produsen garam binaan BNI di Sumenep - Jawa Timur, Indramayu - Jawa Barat, dan Bipolo – NTT.
Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budi Harto mengatakan, melalui program perluasan KUR kepada sektor garam dan dengan strategi sinergi BUMN-PT Garam, perseroan yakin akan terus dapat meningkatkan pembiayaan ke sektor produksi, khususnya dengan penyaluran KUR sektor produksi di klaster produksi garam.
"Penyaluran KUR untuk pertama kali kepada Petani Garam ini dilaksanakan secara simbolisasi bersamaan dengan acara Panen Raya Garam Rakyat mitra PT Garam di Desa Bipolo, NTT," katanya melalui siaran pers, Selasa (14/8/2018).
Catur mengemukakan Kupang memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi sentra garam, hal ini didukung oleh kondisi geografis, lahan, salinitas air laut, dan klimatologi.
Untuk itu, Kementerian BUMN mendorong PT Garam untuk melakukan pengelolaan potensi garam ini dengan mendirikan unit produksi garam dengan sistem bagi hasil dengan warga setempat di Bipolo yang saat ini telah memiliki luas lahan 304 hektar dari potensi 7.700 hektare.
Dalam rangka meningkatkan potensi garam tersebut, BNI bersinergi dengan PT Garam dengan melakukan Penandatanganan Kerja Sama (PKS) untuk dapat melakukan percepatan. PKS ini tidak hanya mengatur penyediaan permodalan, namun juga capacity buiding pengelolaan garam oleh rakyat.
"Capacity building tersebut juga memberikan pembinaan tentang cara meningkatkan produksi garam. Kegiatan tersebut diiikuti oleh 100 petani dan calon petani garam," katanya.
Melalui sinergi BNI dan PT Garam ini petani akan mendapatkan berbagai manfaat, yaitu Pertama, mendapatkan pembinaan, akses pembiayaan, dan akses pasar hasil panen garam. Kedua, kualitas dan produktivitas sesuai dengan standar garam konsumsi dan industri nasional. Ketiga, harga jual garam lebih pasti dan lebih tinggi dari harga pasar.
Adapun, sampai dengan Juli 2018, penyaluran KUR BNI telah mencapai Rp 10,07 triliun atau 75% dari alokasi plafond KUR 2018 yang diberikan kepada BNI sebesar Rp 13,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel