Defisit Perdagangan Rp3,09 Miliar, Ini Mengkhawatirkan

Bisnis.com,16 Agt 2018, 00:52 WIB
Penulis: Rinaldi Mohammad Azka
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto./Antara-Doni Sentosa

Bisnis.com, JAKARTA – Defisit neraca perdagangan per Juli 2018 meningkat tajam menjadi US$3,09 miliar, hal ini dinilai cukup mengkhawatirkan.

Ekonom Universitas Indonesia Febrio Kacaribu mengkhawatirkan kondisi perekonomian Indonesia dengan adanya sentimen tambahan tersebut.

"Itu cukup mengkhawatirkan. Kenaikan tingkat suku bunga kebijakan BI hari ini tadi bisa dikatakan dalam konteks ini juga," ungkapnya kepada Bisnis pada Rabu (15/10/2018).

Menurutnya, dengan kondisi itu, premi risiko di pasar keuangan naik untuk Indonesia karena di sisi lain defisit transaksi berjalan mencapai 3% di kuartal II/2018.

Dia pun menilai langkah pemerintah membatasan impor dampaknya cukup berat bagi proyek-proyek infrastruktur Indonesia.

Namun memang, lanjutnya, kebijakan ini memang harus diambil guna menunjukkan keseriusan pemerintah dalam jangka pendek untuk menurunkan current account defisit (CAD).

Dia mengutarakan kondisi ini tentu akan membuat perlambatan pertumbuhan ekonomi. Namun, dia tetap optimistis investasi akan tumbuh dan belanja modal mulai berdampak.

"Investasi tampaknya masih akan cukup kuat sampai akhir tahun. Selain itu, pembelian mesin yang diimpor cukup banyak di paruh pertama 2018, tambahan mesin ini akan menghasilkan tambahan output," kata Kacaribu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Syahran W. Lubis
Terkini