KTNA Kecewa Pemerintah Impor Beras Lagi

Bisnis.com,16 Agt 2018, 01:47 WIB
Penulis: Pandu Gumilar
Petani memanen padi di persawahan Alas Malang, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (17/1/2018)./Antara-Budi Candra Setya

Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir menolak rencana pemerintah menambah volume impor beras sebanyak 1 juta ton.

Menurutnya, impor tersebut akan mematahkan semangat petani yang sedang menikmati harga gabah kering panen yang lumayan yakni Rp4.500—Rp5.000 per kg.

“Impor itu menyakiti petani, kemarin 1 juta saja cukup. Jangan impor lagi, masa tambah 1 juta lagi harga [gabah kering panen/GKP] akan jatuh,” ujarnya kepada Bisnis pada Rabu (15/8/2018).

Dia menilai pemerintah bersikap tidak adil dengan menurunkan harga eceran tertinggi dan berkeras membeli GKP sesuai dengan harga pembelian pemerintah yakni Rp3.700 per kg, padahal biaya produksi GKP per kg saja sudah Rp4.200 per kg.

Winarno menyarankan pemerintah merevisi Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015 mengenai harga pembelian gabah petani. Instruksi tersebut perlu direvisi karena dalam 3 tahun terakhir terjadi inflasi yang mendongkrak biaya produksi. “Ini sama saja dengan kami dicekik. Tidak ada kesempatan untuk berkembang dan perlindungan.”

Winarno menekankan daripada pemerintah mengimpor beras akan lebih baik menaikkan harga pokok produksi dari Rp3.700 menjadi sekurangnya Rp4.200. Dengan begitu, petani mau menjual gabahnya kepada pemerintah untuk dijadikan cadangan beras.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Syahran W. Lubis
Terkini