Begini Cara PKS Menangkan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019

Bisnis.com,17 Agt 2018, 14:32 WIB
Penulis: Samdysara Saragih
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) berjabat tangan dengan Presiden PKS Sohibul Iman saat melakukan pertemuan di DPP PKS, Jakarta, Senin (30/7/2018)./ANTARA-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) siap berkolaborasi dengan pihak eksternal agar dapat memobilisasi seluruh sumber daya untuk memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno dalam Pemilihan Umum Presiden 2019.

Presiden PPKS Sohibul Iman mengingatkan bahwa kontestasi politik membutuhkan sumber daya yang mencukupi.

Menurutnya, sumber daya itu bisa berupa finansial, gagasan, keahlian, kepakaran, jaringan, kader, relawan, hingga media.

Sobibul menambahkan segenap sumber daya harus dapat dimobilisasi secara efektif dan efisien dalam satu tim kerja. Karena itu, penting untuk bisa melakukan kerja kolaborasi dengan berbagai pihak karena tidak cukup mengandalkan sumber daya internal.

“Era saat ini tidak bisa bekerja sendiri, kita harus berkolaborasi. Kolaborasi dengan mitra koalisi, relawan, donatur, pemikir, jaringan komunitas, organisasi masyarakat, para ahli. Kolaborasi dengan para pengusaha, relawan siber, para jurnalis dan sebagainya,” katanya dalam amanat tertulis Peringatan HUT Kemerdekaan ke-73 RI, Jumat (17/8/2018).

Kendati menganggap kolaborasi sebagai keniscayaan, Sohibul menegaskan kader PKS harus tetap berpegang teguh pada nilai-nilai partai.

Pertama, kerja kolaborasi tersebut harus sejalan dengan nilai-nilai Islam atau syariah.

“Semua aktivitas yang kita lakukan harus dalam koridor syariah sehingga keberkahan itu bisa kita peroleh,” tambahnya.

Kedua, kerja kolaborasi tersebut harus sejalan dengan hukum positif karena PKS sebagai entitas partai politik harus taat pada aturan hukum. Untuk itu, Sohibul mengatakan setiap aktivitas politik PKS tidak boleh melanggar hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

“Aturan hukum inilah yang menjadi batas-batas kita dalam berjuang,” ujar mantan Wakil Ketua DPR ini.

Pegangan ketiga dalam kolaborasi adalah menjunjung tinggi etika atau fatsun politik. Menurut Sohibul, jika syariah dan hukum positif memberikan batasan apa yang benar dan tidak benar, apa yang boleh dan tidak boleh, maka etika politik memberikan apa yang pantas dan tidak pantas.

“Apa yang menjadikan pilihan politik kita bermartabat di hadapan manusia.”

Pada 10 Agustus, PKS resmi mengusung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno dalam Pilpres 2019. Partai dakwah tersebut bergabung dengan koalisi Partai Gerindra, Partai Demokrat, dan Partai Amanat Nasional.

Sohibul menjelaskan kepada kadernya bahwa mengusung Prabowo-Sandiaga adalah pilihan paling optimal dan rasional bagi PKS. Dalam memperjuangkan keputusan tersebut, pimpinan PKS senantiasa berpegang teguh pada amanah Majelis Syuro, hasil rekomendasi ijtima ulama, dan mempertimbangkan segala aspek kemaslahatan publik.

“Ikhtiar terbaik telah ditunaikan, pena keputusan telah diangkat, dan tinta-tinta telah kering. Saatnya kita berhenti berdebat dan berbicara. Mari semua bergegas menyambut seruan kemenangan ini dengan hati, jiwa, dan raga,” ujar Sohibul.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini