Harga Emas Masih Berpotensi Melemah

Bisnis.com,19 Agt 2018, 20:50 WIB
Penulis: Mutiara Nabila
Ilustrasi./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Emas menghijau setelah dolar Amerika Serikat melemah. Meskipun terkerek, harga emas tetap berada di level terendahnya selama 19 bulan dan mengalami penurunan mingguan terparah sejak Mei 2017.

Pada penutupan pedagangan Jumat (17/8), harga emas spot melambung 10,09 poin atau 0,86% menjadi US$1.184,25 per troy ounce, secara year-to-date emas spot tercatat mengalami penurunan 9,10%. Meski menghijau, emas spot mencatatkan penurunan sebanyak 2,7% sepanjang pekan lalu, melanjutkan penurunan selama enam pekan berturut.

Pada Kamis (16/7), harga emas sempat menyentuh level terendahnya di posisi US$1.159,96 per troy ounce, terendah sejak Januari 2017.

Adapun, harga emas Comex tercatat naik tipis 0,20 poin atau 0,02% dan harganya menjadi sedikit lebih rendah dibandingkan dengan harga emas spot di posisi US$1.184,20 per troy ounce. Selama tahun berjalan, harga emas Comex tercatat turun 10,14%

“Pasar emas oversold, sedangkan dolar AS terlalu overbought. Sepertinya para pelaku pasar jangka pendek sedang mencoba meraup keuntungan,” ujar John Caruso, Ahli Strategi Pasar RJO Futures, dikutip dari Reuters, Minggu (19/8/2018).

Setelah mencapai puncaknya selama 13 bulan pada Rabu (15/8) lalu di hadapan sekeranjang mata uang, dolar AS melemah di hadapan sejumlah mata uang dan menjadi kunci utama penguatan harga emas, euro, dan perekonomian China.

Analis ABN Amro Georgette Boele mengatakan bahwa faktor tersebut telah membantu emas bangkit. “Saya memperkirakan dolar AS akan kembali memuncak dalam beberapa pekan kedepan, emas akan merosot lagi,” ujar Boele.

Selain emas, harga logam mulia lainnya turut menghijau. Perak spot tercatat mengalami kenaikan 0,15 poin atau 1,02% menjadi US$14,80 per troy ounce. Sepanjnag 2018, harganya tercatat turun 12,60%. Meskipun naik, harga perak spot tercatat turun 4% dalam sepekan, penurunan mingguan terbesar sejak Februari.

Platinum spot berada di posisi US$788,88 per troy ounce, melambung 9,12 poin atau 1,17% dari penutupan perdagangan sesi sebelumnya dan tercatat turun 15,01% ytd. Platinum mencatatkan penurunan mingguan sebanyak 6%, terbesar sejak November 2015.

Selanjutnya, paladium spot mengalami kenaikan tajam hingga 27,65 poin atau 3,12% menjadi US$914,48 per troy ounce dan turun 14,01% selama tahun berjalan. Harga paladium selama sepakan terakhir tercatat mengalami penurunan mingguan hingga 1,4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pamuji Tri Nastiti
Terkini