Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. tengah mempertimbangkan sejumlah alternatif sumber pendanaan untuk memenuhi kebutuhan wholesale funding, di antaranya melalui sekuritisasi aset.
Direktur Keuangan dan Tresuri BTN Iman Nugroho Soeko mengatakan, perseroan tengah mengkaji kemungkinan menerbitkan sekuritisasi atas aset berupa cicilan atas kredit pemilikan rumah yang telah disalurkan.
“Bukan KPR-nya tapi dari future earnings-nya,” katanya, Minggu (19/8/2018).
Dia mengharapkan rencana pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) jasa keuangan dan perbankan segera terealisasi. Hal itu menurutnya akan mempermudah perseroan melakukan aksi korporasi terkait permodalan atau pendanaan.
“Kalau holding jadi, kami kan tidak perlu propose kan, dan kami harapkan sebenarnya holding jadi. Kalau sekarang kan prosesnya harus sampai ke DPR dan sebagainya,” ujarnya.
Adapun, Iman menuturkan penerbitan subdebt ataupun rights issue kemungkinan baru akan dilakukan pada 2020, bergantung pada kondisi perseroan dan industri perbankan. Dia menyatakan, perseroan akan mengkaji lebih dalam mengenai rencana tersebut pada tahun depan.
“Kami lihat perkembangan, melihat situasi juga, kalau kami lihat tren bunga akan naik mungkin kami kerjakan dari sekarang. Kebutuhannya sekitar Rp2 triliun—Rp3 triliun untuk subdebt, kalau rights issue, kita lihat kemampuan pemerintah, mungkin sekitar Rp3 triliun—Rp5 triliun,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel