Iran Siap Serang Balik Koalisi AS di Timur Tengah

Bisnis.com,22 Agt 2018, 13:31 WIB
Penulis: Annisa Margrit
Presiden Iran Hassan Rouhani/Antara

Bisnis.com, JAKARTA -- Ulama senior Iran menyatakan koalisi AS di Timur Tengah, termasuk Israel, akan menjadi sasaran jika Negeri Paman Sam memutuskan menyerang Iran.
 
Hal itu disampaikan Ahmad Khatami kepada jemaah salat Ied di Teheran, Iran, Rabu (22/8/2018). 
 
"AS mengatakan bahwa kita harus menerima apa yang mereka katakan dalam pembicaraan kedua negara. Ini bukan negosiasi tapi kediktatoran. Pemerintah dan warga Iran akan melawan kediktatoran," ujarnya, seperti dilansir Reuters.
 
Dalam kesempatan berbeda, penasihat keamanan Gedung Putih John Bolton menyatakan sanksi yang dijatuhkan AS kepada Iran sudah mendapat hasil yang efektif. 
 
AS telah mengenakan sejumlah sanksi tambahan kepada Iran setelah Presiden AS Donald Trump keluar dari perjanjian nuklir damai yang sebenarnya sudah disusun sejak 2015. Trump menilai persyaratan yang disanggupi Iran masih kurang kuat menunjukkan keinginan negara itu untuk bebas dari nuklir. 
 
Sejak saat itu, kedua negara kembali perang retorika. Situasi makin memanas dengan posisi Iran dan AS di konflik Yaman serta Suriah. 
 
"Kami rasa pengenaan kembali sanksi-sanksi itu sudah menunjukkan dampak yang signifikan terhadap ekonomi Iran dan bagaimana opini masyarakat di dalam negara itu," tutur Bolton.
 
Ekonomi Iran tengah dirundung tingginya tingkat pengangguran dan inflasi, ditambah tekanan dari melemahnya rial Iran sejak April 2018. Harga-harga kebutuhan pokok juga mengalami peningkatan dan aksi unjuk rasa mulai sering terjadi dalam beberapa pekan terakhir. 
 
Sanksi terbaru yang dijatuhkan AS menyasar perdagangan emas dan logam berharga lainnya serta industri otomotif Iran. Trump sudah menyampaikan pihaknya akan menjatuhkan sanksi yang lebih keras pada November 2018, yang ditujukan untuk menekan sektor perbankan dan perdagangan minyak Iran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini