Menko Maritim Targetkan Kantongi US$28,5 Miliar dari Sektor Pariwisata

Bisnis.com,30 Agt 2018, 06:44 WIB
Penulis: Jaffry Prabu Prakoso
Rapat koordinasi Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Luhut B. Panjaitan dengan tema Memperkuat Sinergi dalam Akselerasi Pengembangan Destinasi Pariwisata Prioritas di Yogyakarta, Rabu (29/08)./Dok. Kemenko Maritim

Bisnis.com, JAKARTA – Untuk mengatasi masalah defisit transaksi berjalan pada neraca perdagangan, Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Kemaritiman membuat delapan keputusan di bidang pariwisata bersama dengan beberapa kementerian dan pemerintah daerah.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Luhut B. Panjaitan mengatakan solusi di sektor ini merupakan yang paling cepat dan efektif dibandingkan sektor lainnya.

“Menargetkan perolehan devisa negara dari sektor pariwisata sebesar US$17,6 miliar pada 2019 dan US$28,5 miliar pada 2024. Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) ditargetkan sebesar 25–30 juta pada 2024 dengan prioritas destinasi Danau Toba, Borobudur-Joglosemar, Mandalika, Labuan Bajo, Bali, Jakarta, Banyuwangi, dan Bromo,” paparnya melalui keterangan resmi, Rabu (29/8/2018).

Selain target kinerja, ada tujuh keputusan lain yang disepakati yaitu mengenai penguatan data, akses pembiayaan, layanan sistem pembayaran, sinergi promosi, penguatan konektivitas, atraksi terintegrasi, dan kualitas amenitas.

Terkait akses pembiayaan, Luhut menjelaskan bahwa tahun ini Kemenko Bidang Perekonomian akan menetapkan ketentuan umum Kredit Usaha Rakyat (KUR) di sektor pariwisata.

Sementara itu, Bandara Banyuwangi akan ditetapkan sebagai bandara internasional oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk meningkatkan konektivitas.

Bandara baru Yogyakarta juga ditargetkan mulai beroperasi pada 2019 dan Kemenhub akan membangun jalur kereta api yang terkoneksi dengan bandara tersebut.

Menko Maritim menuturkan penguatan sektor pariwisata merupakan satu cara untuk mengatasi masalah defisit transaksi berjalan sembari menerapkan kebijakan lain yang ditempuh pemerintah seperti penggunaan campuran biodiesel 20% (B20), peningkatan ekspor di sektor pertambangan, dan optimalisasi industri dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini