Darmin: Sentimen Positif Rupiah Bisa Datang dari Perjanjian AS-Meksiko

Bisnis.com,31 Agt 2018, 14:58 WIB
Penulis: Rinaldi Mohammad Azka
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution (kiri), dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, seusai menghadiri pembukaan Industrial Summit 2018, di Jakarta, Rabu (4/4/2018)./JIBI-M. Richard

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menilai terdapat secercah harapan sentimen positif terhadap penguatan rupiah bisa datang dari upaya Amerika Serikat (AS) yang membangun komunikasi bilateral dengan Meksiko terkait perjanjian dagang  baru.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengungkap adanya berita baik yang muncul dari aksi Trump menghubungi otoritas Meksiko guna membangun hubungan dagang bilateral kedua negara.

"Ada berita baik tiba-tiba Trump membuat kesepakatan lisan, masih melalui telepon tapi disiarkan di Youtube bahwa AS akan membuat kesepakatan dengan Meksiko untuk tidak meneruskan NAFTA (North American Free Trade Agreement), lalu membentuk US Mexico Trade Agreement yang baru. Waktu saya dengar teken kerjasamanya masih 90 hari lagi," jelasnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (31/8/2018).

Menurutnya, perilaku AS tersebut bisa jadi merupakan indikasi mencari jalan keluar positif atas perang dagang yang tengah terjadi. AS, lanjutnya, tengah mencari celah perdagangan dengan bicara tarif akan naik tetapi tetap membangun kerja sama melalui perjanjian bilateral.

Perilaku ini dirasakan juga oleh Indonesia di mana AS bernegosiasi melalui evaluasi generalized system of preferences (GSP) yang sempat ramai dan ancaman retaliasi terhadap Indonesia atas hasil putusan WTO.

Darmin pun belum dapat memprediksi prospek perekonomian global akibat perang dagang ini. "Kita lihat saja dengan Meksiko sudah mulai berdamai, kita memang tidak bisa menduga bapak [Trump] satu itu," selorohnya.

Lebih lanjut, Darmin mengatakan rilis pertumbuhan ekonomi AS yang diumumkan lebih cepat tidak berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi China lebih berdampak terhadap Indonesia.

"Sebenarnya karena hubungan kita dengan China jauh lebih luas dan kuat. Hubungan ekonomi kita yang paling kuat itu sekarang dengan china baru dengan Amerika," jelasnya.

Nilai tukar rupiah terpantau masih tertekan di level Rp14.710 per dolar AS berdasarkan data pasar spot Bloomberg, pada pukul 14.04 WIB perdagangan hari ini, Jumat (31/8/2018).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini