Waskita Beton Precast (WSBP) Perluas Pasar Eksternal

Bisnis.com,02 Sep 2018, 17:13 WIB
Penulis: M. Nurhadi Pratomo
Direktur Utama PT Waskita Beton Precast Tbk Jarot Subana (tengah) berbincang dengan Komisaris Independen Abdul Ghofarrozin, dan Direktur Antonuis Yulianto, disaksikan Komisaris Independen Suhendro Bakri, dan Direktur Independen Agus Wantoro, seusai RUPST, di Jakarta. Selasa (3/7/2018)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA—PT Waskita Beton Precast Tbk. akan menggelontrokan investasi untuk melakukan diversifikasi produk dan ekspansi pasokan sebagai bagian dari strategi perseroan dalam membidik lebih banyak proyek dari eksternal induk usaha.

Sekretaris Perusahaan Waskita Beton Precast Ratna Ningrum mengatakan tengah fokus melakukan diversifikasi produk dan ekspansi pasokan. Menurutnya, perseroan akan memperkuat rantai pasok dengan cara akuisisi quarry, transporter, serta pembangunan pabrik besi dan baja yang kini tengah dalam tahap feasibility study. 

“Saat ini kami belum melakukan investasi secara langsung [ke dalam proyek] tetapi kami fokus melakukan diversifikasi produk dan ekspansi pasokan untuk memperbesar pasar eksternal,” ujarnya kepada Bisnis.com, akhir pekan lalu.

Ratna menjelaskan bahwa diversifikasi produk akan di lakukan ke lini bisnis jalan dan jembatan, kereta api, residensial, serta energi. Untuk kebutuhan tersebut, emiten berkode saham WSBP itu akan menggunakan dana yang berasal dari alokasi belanja modal 2018.

“Dananya akan berasal dari sebagian belanja modal 2018 sebesar Rp1,1 triliun,” imbuhnya.

Dia mengungkapkan akan membidik lebih banyak pangsa pasar business to business di proyek infrastruktur, properti, dan energi. Selain itu, anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk. tersebut juga mengincar konsumen ritel, khususnya segmen readymix. 

Seperti diketahui, WSBP membidik komposisi perolehan proyek baru 60% dari induk usaha pada 2018. Sisanya, perseroan beton pelat merah itu mengincar proyek eksternal.

Beberapa waktu lalu, Manajemen WSBP menurunkan prognosa nilai kontrak baru perseroan dari Rp11,52 triliun menjadi Rp8,3 triliun sampai dengan akhir 2018. Keputusuan tersebut menyusul kebijakan induk usaha yang menunda sejumlah proyek investasi khususnya jalan tol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Riendy Astria
Terkini