Kiwoom Sekuritas: Pasar Obligasi Berpotensi Mengalami Pelemahan Terbatas

Bisnis.com,03 Sep 2018, 10:19 WIB
Penulis: Emanuel B. Caesario
Obligasi

Bisnis.com, JAKARTA -- Kiwoom Sekuritas Indonesia memperkirakan pasar obligasi akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas pada Senin (3/9/2018).
 
Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus mengatakan keterbatasan ini datang dari Bank Indonesia (BI) yang masih akan terus menjaga pasar.
 
"Permasalahannya adalah mau sampai kapan situasi dan kondisi ini berlangsung?" ujarnya dalam riset harian, Senin (3/9).
 
Nico menilai permasalahan yang terjadi di Argentina mungkin secara perlahan akan mengalami penyelesaian. Apalagi, IMF sudah menyatakan bakal memberikan dukungan penuh dan Managing Director IMF Christine Lagarde sudah dijadwalkan bertemu dengan Menteri Keuangan Argentina Nicolas Dujovne pada pekan ini.
 
Di sisi lain, rupiah turun ke posisi terendah sejak 1998 dan mungkin masih akan berpotensi turun sepanjang tahun ini.
 
Menariknya, BI kembali menyampaikan bahwa tidak akan membiarkan pemilihan presiden tahun depan mencegah atau melarang bank sentral Indonesia untuk menaikkan suku bunganya.
 
Nico menilai hal ini akan menjaga independensi BI. Kondisi ini disebut sebagai proses penyesuaian yang harus  dijalani untuk mendapatkan titik keseimbangan baru.
 
"Kami merekomendasikan jual hari ini dan mulai membeli sedikit demi sedikit dengan tujuan jangka panjang," paparnya.
 
Sementara itu, di pasar global imbal hasil obligasi zona Amerika ditutup bervariasi dengan didominasi oleh kenaikan imbal hasil. Kenaikan yield terbesar ada di Chile dengan pertumbuhan 4,76%, sedangkan penurunan terbesar terjadi di Brazil yang menyusut 12,1%.
 
Imbal hasil wilayah zona Eropa ditutup bervariasi, didominasi oleh penurunan imbal hasil. Kenaikan terbesar ada di Italia yang tumbuh 3,22% dan penurunan terbesar terjadi di Jerman dengan penyusutan 0,32%.
 
Imbal hasil Asia Pasifik ditutup bervariasi, didominasi oleh penurunan imbal hasil. Kenaikan tertinggi tercatat di Indonesia dengan pertumbuhan 8,11%, sedangkan penurunan terdalam terjadi di Korea Selatan yang menyusut 2,28%.
 
Imbal hasil Obligasi Indonesia 10 tahun ditutup melemah di level 8,2% dibandingkan hari sebelumnya di 8,01%. Adapun imbal hasil obligasi 20 tahun ditutup melemah di 8,64% dibandingkan hari sebelumnya yang sebesar 8,49%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini