A Tony Prasetiantono: Rupiah Melemah, Dampak ke Inflasi Tunggu Waktu

Bisnis.com,04 Sep 2018, 21:21 WIB
Penulis: Rinaldi Mohammad Azka
Petugas menata tumpukan uang dolar AS di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta/ANTARA
Bisnis.com, JAKARTA -- Rupiah kembali mencetak rekor pelemahan terbaru pada penutupan perdagangan Selasa (4/8/2018), rupiah menurut data Bloomberg di level Rp14.935 melemah 0,81%. Dampak ke inflasi tinggal tunggu waktu.

Guru Besar Ekonomi Universitas Gadjah Mada, A Tony Prasetiantono mengungkap kurs rupiah saat ini merupakan dampak kekhawatiran yang berlebihan. 

Menurutnya pelemahan rupiah dari dolar AS masih belum berdampak terhadap inflasi, tapi dampaknya tinggal menunggu waktu. 

"Data Agustus belum muncul malah deflasi, itu karena pengusaha masih menahan diri untuk belum menaikkan harga. Tapi cepat atau lambat penyesuaian itu akan terjadi juga," jelasnya kepada Bisnis, Selasa (4/9/2018).
 
Dia mencontohkan, maskapai penerbangan sudah menaikkan tarif bawah. Sementara ini para maskapai itu menurutnya masih menggunakan alasan kenaikan harga avtur, tapi ke depannya bisa jadi karena tekanan dolar AS yang kian mahal.

Di sisi lain, Tony meminta para pengusaha dan investor rasional dan obyektif dalam merespon pelemahan ini dan tidak dapat disamakan dengan kondisi krisis 1997--1998.

"Kita harus rasional dan obyektif menilai,  situasi sekarang beda banget dengan 1997. Jadi, sebaiknya, tidak perlu cemas berlebihan. Alert, waspada iya, panik, jangan,"tegasnya.

Dia pun menyarankan agar pemerintah lebih konservatif dalam menambah utang luar negeri dan disiplin menjaga defisit transaksi berjalan di bawah 3% terhadap PDB. "Budget infrastruktur Rp 420 triliun (2019) perlu sedikit dikendorkan, untuk mengurangi impor," sarannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini