KABAR PASAR 5 SEPTEMBER: Bahu-membahu Topang Rupiah, BI Patok Defisit 2,5%

Bisnis.com,05 Sep 2018, 08:19 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Berita tentang langkah menjaga nilai tukar rupiah serta optimisme defisit transaksi berjalan menjadi sorotan media massa hari ini, Rabu (5/9/2018).

Berikut rincian topik utama di sejumlah media nasional:

Bahu-membahu Topang Rupiah. Tekanan demi tekanan terhadap rupiah, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, membuat mata uang garuda terus melemah. Saatnya mencari solusi terbaik untuk menjaga nilai tukar sehingga tidak mengganggu stabilitas. (Bisnis Indonesia)

Asing Tak Lagi Topang SUN. Masuknya investor asing di pasar obligasi Indonesia sepanjang Agustus lalu tidak berdampak signifikan bagi penguatan pasar domestik. Adapun, tren yang sama diprediksi masih berlanjut pada bulan ini. (Bisnis Indonesia)

Minat Konversi Turun. Meski sejumlah kemudahan dan keringanan telah diberikan baik oleh otoritas fiskal maupun moneter, minat eksportir mengonversi devisa hasil ekspor (DHE) ke rupiah justru mengalami tren menurun. (Bisnis Indonesia)

BI Perkirakan Defisit Tak Sampai 2,5%. Bank Indonesia optimistis defisit transaksi berjalan pada tahun ini akan lebih rendah dari perkiraan semula yang ditetapkan sebesar 2,5% terhadap PDB. (Bisnis Indonesia)

Siapkan Peredam Agar Rupiah Tak Semakin Liar. Otot rupiah yang kian kendor menjadi buah bibir nan hot. Apalagi, kemarin, kurs sempat menembus Rp15.000 per dolar Amerika Serikat (AS), rekor terlemah sejak krisis tahun 1998 dan melampaui asumsi dalam beleid anggaran negara. (Kontan)

Menkeu Ancam Spekulan Rupiah. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengancam pemberian sanksi tegas terhadap upaya spekulasi mata uang yang dapat mendorong pelemahan rupiah lebih dalam. Pemerintah bersama Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan memantau ketat atas aksi menggoreng rupiah dan siap mengambil tindakan. (Investor Daily)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini