Devisa Hasil Ekspor Kuartal II/2018 Turun Jadi US$34,75 Miliar

Bisnis.com,06 Sep 2018, 10:39 WIB
Penulis: Hadijah Alaydrus
Devisa ekspor/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia mencatat devisa hasil ekspor (DHE) pada kuartal II/2018 yang masuk ke dalam negeri sebesar US$34,75 miliar dari nilai transaksi ekspor US$43,7 miliar.

Gubernur Bank Indonesia mengungkapkan jumlah tersebut menurun jika dibandingkan US$35,12 miliar pada kuartal I/2018. Dengan demikian, DHE yang masuk hingga semester I/2018 mencapai US$69,87 miliar.

Sekitar US$32,75 miliar masuk ke bank dalam negeri dan sisanya US$2,6 miliar masuk di bank luar negeri.  "Sedikit menurun menjadi 92,4% dari 92,9% pada kuartal I/2018, sejalan dengan penurunan nilai transaksi ekspor," ungkap Perry, Rabu (5/9/2018). 

Sementara itu, jumlah DHE yang dikonversi ke rupiah meningkat menjadi US$4,41 miliar atau 13,7% pada kuartal II/2018 dibandingkan kuartal I/2017 sebesar US$4,21 miliar atau 12,9% dari total DHE.

Adapun, DHE yang tidak dikonversi ke dalam rupiah sebesar US$27,7 miliar atau 86,3% pada kuartal II/2018 berada di bank dalam negeri. Sisanya US$2,7 miliar disimpan di bank luar negeri. Data tersebut juga mengungkapkan DHE pada tahun 2016 dan 2017 yang dikonversi ke dalam rupiah memang tidak pernah besar, rata-ratanya hanya di kisaran 14%-15%.

Perry yakin tahun depan jumlahnya akan meningkat seiring dengan upaya yang dilakukan pemerintah dan BI, termasuk upaya mengenjot pariwisata dan ekspor. 

Namun, dia menegaskan pihaknya telah memikirkan sejumlah cara a.l. insentif pajak bagi eksportir yang membawa masuk DHE dan insentif lebih besar jika DHE ditukarkan ke rupiah. 

"Itu bisa kita lihat lagi. Apakah virtual account atau special account supaya kita bisa tracking," ujar Perry. Jika dilakukan, dia berharap hal ini bisa difokuskan untuk ekspor hasil sumber daya alam dari Indonesia.  Jika ada special deposit account, Perry menuturkan pemangku kebijakan bisa masuk untuk intensif fiskal atau insentif dari sisi perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini