Bencana Alam dan Sentimen Ekonomi Global Seret Indeks Topix Melemah di Hari Keenam

Bisnis.com,06 Sep 2018, 15:42 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Bursa Topix Jepang/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Topix Jepang melemah untuk hari keenam berturut-turut karena gempa bumi kuat di pulau utara Hokkaido menambah risiko ekonomi yang telah meningkat akibat bencana alam di tengah ancaman perang perdagangan global.

Indeks Topix ditutup melemah 0,74% atau 12,55 poin ke level 1.692,41, sedangkan indeks Nikkei 225 berakhir turun 0,41% atau 92,89 poin ke posisi 22.487,94.

Sebanyak 31 dari 33 sektor pada indeks Topix melemah dan menyeret indeks menuju pelemahan terpanjang sejak Mei.

Saham-saham eksportir termasuk Murata Manufacturing Co dan Nidec Corp menurun karena kekhawatiran bahwa Presiden Donald Trump dapat melanjutkan dengan tarif impor lanjutan terhadap barang asal China senilai US$200 miliar.

Sementara itu, Perusahaan penerbangan seperti Japan Airlines Co. dan penyedia listrik Hokkaido Electric Power Co. masing-masing melemah 1,4% dan 6,4% setelah gempa berkekuatan 6,7 SR menyebabkan aliran listrik di Hokkaido terputus total.

Sementara itu, emiten ritel termasuk perusahaan kosmetik, juga melemah di tengah kekhawatiran berkurangnya pengunjung dari luar Jepang akibat bencana alam.

Awal pekan ini, topan kuat menyerang Jepang barat di sekitar Osaka. Sebelumnya, gempa besar juga menghantam Osaka pada Juni dan banjir bersejarah di Jepang barat pada awal Juli telah menewaskan lebih dari 200 orang.

"Serangkaian bencana alam termasuk topan dan gempa bumi telah menimbulkan kerusakan dari Jepang barat ke Hokkaido dan ini berdampak pada tidak hanya pada ekonomi riil itu, tetapi juga pada sentimen," kata Hitoshi Ishiyama, kepala analis di Sumitomo Mitsui Asset Management di Tokyo, seperti dikutip Bloomberg.

"Kami tidak memiliki kejelasan tentang tingkat kerusakan di Hokkaido tetapi mengingat bahwa seluruh wilayah itu lumpuk, kerusakan ekonomi akan sangat besar,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini