DPR: Tukarkan Devisa Hasil Ekspor ke Rupiah  

Bisnis.com,06 Sep 2018, 16:43 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Karyawan memperlihatkan mata uang dolar AS di salah satu bank di Jakarta./JIIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA—Anggota Komisi XI DPR  Heri Gunawan meminta agar pemerintah mengeluarkan peraturan agar devisa yang diperoleh para eksportir dari hasil ekspor ditukarkan ke rupiah.

Menurutnya, langkah tersebut akan bisa menjadi solusi jangka pendek di tengah pelemahan nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat saat ini. Dia mengatakan untuk mengatasi nilai rupiah yang terus melemah perlu solusi jangka pendek dengan cara menukarkan dolar ke rupiah.

“Saya usulkan perintah ini dalam bentuk peraturan pemerintah, atau sekalian perppu agar punya kekuatan untuk menekan eksportir,” ujarnya dalam diskusi bertema “Pelemahan rupiah, dampak dan solusinya” di Gedung DPR.

Nara sumber lain pada diskusi itu Anggota Komisi XI DPR Refrizal (PKS), Mokhamad Misbakhun (Golkar) dan Eva Kusuma Sundari (PDIP).

Heri mengatakan langkah tersebut merupakan bentuk upaya untuk meningkatkan kecintaan kepada rupiah selain membentengi nilai tukar dari serangan spekulan.

Menurut politisi Partai Gerindra itu, meski Indonesia memberlakukan rezim devisa bebas, langkah menukarkan dolar ke rupiah oleh eksportir itu tetap akan efektif dalam menjaga kekuatan rupiah dari nilai tukar asing. 

“Selama ini para eksportir menikmati fasilitas rupiah dari kredit bank dalam negeri untuk meraup dolar AS. Memang tidak semua harus ditukarkan karena ada kebutuhan khusus tapi setidaknya ada aturan yang mengaturnya,” ujarnya, Kamis (6/9/2018).

Sementara itu, Refrizal mengataan bahwa sudah saatnya pemerintah mengumumkan pengurangan belanja kabinet selain mengurangi perjalan ke luar negeri untuk memperkuat nilai rupiah.

Dia mengatakan pemerintah juga perlu melakukan introspeksi dari berbagai kesalahan kebijakan pembangunan dan investasi. 

“Caranya adalah dengan mengevaluasi kembali berbagai proyek infrastruktur yang dinilai tidak tepat guna,” ujarnya.

Menurut Refrizal, perlu dikaji lagi apakah pembangunan infrastruktur benar-benar sudah menjadi prioritas saat ini mengingat kondisi ekonomi masyarakat.

Refrizal mengatakan pemerintah juga harus mengurangi impor selain berupaya menarik dolar ke dalam negeri guna memperkuat nilai tukar rupiah.

Sedangkan Eva Sundari mengingatkan pentingnya gabungan patriotisme dan kebijakan pemerintah yang cerdas untuk memperkuat fondasi ekonomi dan rupiah.

“Saya percaya dengan meningkatkan patriotisme melalui pengurangan belanja dalam dolar selain mengurangi perjalanan luar negeri,” katanya. 

Pada sisi lain Eva juga meminta agar para menteri kabinet satu suara dalam menjalankan kebijakan pemerintah di bidang ekonomi guna meningkatkan kepercayaan pasar.

“Ikuti platform kabinet yang sama. Para menteri juga diminta untuk punya patriotisme yang sama,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini