Menpora: Pelatihan Wasit Pondasi Besar Olahraga Indonesia

Bisnis.com,09 Sep 2018, 20:11 WIB
Penulis: M. Syahran W. Lubis
Menpora Imam Nahrawi/Antara-M. Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengingatkan bahwa pelatihan wasit dan juri merupakan pondasi besar bagi masa depan olahraga Indonesia.

Imam mengemukakan hal itu ketika membuka penataran dan pelatihan wasit dan juri cabang olahraga pencak silat, atletik, dan sepak bola di Kota Ternate, Maluku Utara.

Menpora membuka kegiatan tersebut bersama Wali Kota Ternate sekaligus Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Ternate Burhan Abdurahman pada Minggu (9/9/2018).

Menurut Imam, kegiatan ini merupakan bagian dari program unggulan Kemenpora yakni pelatihan 100.000 pelatih, wasit, dan juri dalam rangka menaikkan level lisensinya.

Dia memandang kegiatan ini istimewa karena masih dalam semangat Asian Games 2018, Hari Olahraga Nasional (Haornas), dan Asian Para Games 2018.

"Semangat Haornas di Ternate ini, juga semangat api obor Asian Para Games, mempunyai makna, jika ada problematika dan gesekan di masyarakat, selesainya pasti di olahraga," ucap Imam.

"Di tangan bapak ibu sekalianlah akan lahir pondasi besar bagi masa depan olahraga Indonesia, terima kasih semua bagi para atlet yang hadir terus bermimpi setinggi langit sehingga meski jatuh, tetap akan bertemu bintang-bintang," lanjutnya.

Menpora berharap pelatihan ini dapat diserap dengan baik karena obsesi Indonesia bukan hanya di Asian Games atau Asian Para Games, tetapi ingin berbicara banyak di level Olimpiade.

Oleh sebab itu, menurutnya, pelatihan ini sebagai dasar ini harus benar-benar diikuti dengan maksimal agar melahirkan atlet-atlet elite masa depan.

"Acara ini strategis karena pemerintah pusat menunggu hasil pembinaan dan pemassalan atlet menuju level elite nasional," ungkapnya sebagaimana dilansir website resmi Kemenpora.

Imam juga berharap Ternate menjadi kota atlet yang harus segera dimulai dengan penerapan sport science dengan baik sehingga tidak ada rekrutmen atlet berdasarkan like dan dislike, melainkan berdasarkan potensi dan kemampuan ilmu atlet bersangkutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Syahran W. Lubis
Terkini