Potensi Ekspor Kepri ke Timteng Diminta Dimaksimalkan

Bisnis.com,14 Sep 2018, 16:43 WIB
Penulis: Sarma Haratua Siregar
Bank Indonesia mendorong Kepri mencari pasar ekspor baru./bisnis.com

Bisnis.com, BATAM – Bank Indonesia (BI) Mendorong Provinsi Kepulauan Riau mendorong perluasan pasar ekspor. Pasar ekspor yang terkonsentrasi di sedikit negara akan membuat ekonomi Kepri rentan gejolak di negara tersebut.

Menurut data ekspor yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik, Ekspor Kepri dalam 7 bulan pertama 2018 terkonsentrasi di Singapura dengan persentase hingga 51,12%, diikuti Tiongkok di peringkat kedua dengan persentase 7%, Malaysia 6,51%, Amerika Serikat 6,32% dan Australia 2,91%.

Sementara negara-negara yang juga masuk dalam 10 besar tujuan Ekspor Kepri adalah Jepang, Prancis, Bangladesh, India dan Spanyol.

Jika pasar ekspor Kepri tak kunjung didiversifikasi, dikhawatirkan akan rentan dengan kondisi yang bergejolak di negara tujuan ekspor utamanya. Jika permintaan di negara tujuan utama terganggu, maka secara langsung akan memukul kinerja ekspor Kepri.

Timur Tengah merupakan salah satu tujuan ekspor potensial bagi Kepri. Namun hingga hari ini, pasar Timur Tengah belum tergarap maksimal. Jumlah penduduk dan potensi peningkatan daya beli masyarakat Timur Tengah yang cukup besar harus dilihat sebagai peluang positif dalam perluasan akses pasar ekspor Kepri.

Untuk memasuki pasar Timur Tengah, Kepri harus mendorong pegnembangan industri halal. Tentu akan ada regulasid an perizinan ayng ahrus dibenahi. Jika industri halal bisa dikembangkan dengan baik, maka Kepri berpeluang melakukan penetrasi ke negara-negarab tujuan ekspor baru, Khususnya di Timur Tengah.

“Diversifikasi negara tujuan ekspor merupakan salah satu cara agar kinerja ekspor Kepri tetap sustainable. Yang paling bagus kita tak mengekspor tertentu dalam umlah besar. Jika negara tertentu itu ada masalah, Kepri akan kena imbas langsung,” ujar Kepala Perwakilan BI di Keri Gusti Raizal Eka Putra.

Dengan melemahnya nilai tukar, peningkatan kinerja ekspor menjadi salah satu upaya realistis yang harus dilakukan. Menurut Gusti, perusahaan yang memiliki produk dengan lokal konten tinggi akan lebih kompetitif di pasar ekspor.

“Produk dngan lokal konten yang tinggi, maka eksportir mendapat rupiah lebih tinggi. Produk dengna impor konten lebih tinggi juga masih bisa mengambil keuntungan dari nilai tambah hasil produksinya di Batam,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini