Kepastian Rights Issue Membuat Outlook Bank BKE Negatif

Bisnis.com,18 Sep 2018, 10:04 WIB
Penulis: Nirmala Aninda
PT Bank Kesejahteraan Ekonomi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyematkan peringkat idBBB+ atau triple B plus kepada PT Bank Kesejahteraan Ekonomi atau Bank BKE dengan outlook negatif dari sebelumnya stabil.

Analis Pefindo Handhayu Kusumowinahyu mengatakan bahwa revisi outlook dilakukan berdasarkan kekhawatiran atas keterlambatan realisasi rights issue yang ditargetkan selesai pada akhir September 2018.

"[Faktor lain] penurunan kualitas aset dan angka profitabilitas serta risiko perubahan komposisi pemegang saham pada 2019 dengan pengurangan saham Taspen dan pencabutan hak-hak istimewanya tidak dapat digantikan oleh pemegang saham pada tingkat yang sama," ujarnya melalui keterangan resmi, Senin (17/9/2018).

Dia menambahkan, ketiga kondisi tersebut akan mempengaruhi profitabilitas dan profil finansial perseroan ke depan.

Pefindo juga memberikan peringkat idBBB- atau triple B minus terhadap Obligasi Subordinasi I Tahun 2016 PT Bank Kesejahteraan Ekonomi senilai Rp170 miliar.

Peringkat ini berada dua level di bawah peringkat perseroan dengan adanya klausul non-viabilitas, yang mencerminkan risiko obligasi yang ditulis atau diubah menjadi ekuitas berdasarkan peraturan Bank Indonesia Nomor 15/12 /PBI/2013.

Peringkat tersebut berlaku untuk periode 12 September 2018 sampai dengan 1 September 2019 dan diberikan berdasarkan data dan informasi dari perseroan serta laporan keuangan tidak diaudit per 30 Juni 2018 dan laporan keuangan diaudit per 31 Desember 2017.

Pefindo akan menurukan peringkat Bank BKE jika rights issue mendatang tidak terlaksana sesuai dengan jadwal yang ditentukan akan mempengaruhi poin utama indikator finansial bank seperti permodalan, kualitas aset, serta profitabilitas yang tercatat melemah sampai dengan semester I/2018.

Di samping itu peringkat perseroan juga akan terpengaruh secara negatif apabila Taspen mundur dari posisi pemegang saham yang tercatat sebesar 9,93% sampai dengan Juni 2018.

Jika bank tidak memiliki pemegang saham dengan kapabilitas yang sama, Pefindo menilai kondisi tersebut akan berdampak buruk bagi bisnis inti kredit perseroan yang ditujukan kepada pensiunan.

"Kami dapat mengubah kembali outlook menjadi stabil apabila perseroan berhasil secara signifikan untuk menguatkan profil finansial bank dan posisi bisnis, terutama pada segmen kredit pensiunan dan bisnis pada sektor koperasi. Bank juga serta harus menguatkan indikator keuangannya dalam jangka pendek hingga menengah meskipun kompisisi saham milik Taspen berkurang," ungkap Handhayu.

Dia menambahkan peringkat korporasi Bank BKE sangat bergantung pada dukungan kuat dari Taspen, potensi pertumbuhan dan kapitalisasi yang moderat 

Meski demikian peringkat tersebut dibatasi oleh profil pendanaan perseroan yang masih tertekan biaya operasional tinggi serta persaingan ketat pada lini bisnis di segmen non koperasi.

Bisnis utama Bank BKE bergerak pada fungsi penyaluran kredit kepada anggota Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI).

Sampai dengan 30 Juni 2018 Ikatan Koperasi Pegawai Republik Indonesia tercatat sebagai pemegang saham pengendali sebesar 25,4%.

Sementara itu, PT Danadipa Artha Indonesia memegang saham sebesar 21%, PT Reliance Securities Tbk dengan saham sebesar 20,6%, PT Recapital Advisors dengan saham sebesar 19,7%), taspen dengan saham sebesar 9,9%.

Kemudian Dana Pensiun PT Asuransi Jasa Raharja dengan saham sebesar 1,4%, Dana Pensiun PT Asuransi Jasa Indonesia dengan saham sebesar 1,2% serta Koperasi Pegawai Bank Kesejahteraan sebesar 0,7%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendri Tri Widi Asworo
Terkini