Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Central Asia Tbk. memastikan kinerja kredit perseroan akan tumbuh dua digit atau sekitar 12%. Hal itu merivisi asumsi awal tahun perseroan yang hanya berkisar 8% sampai dengan 9%.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja mengatakan, kenaikan target itu dikarenakan rasio pinjaman terhadap pendanaan, loan to funding ratio atau LFR, saat ini tercatat 78% sehingga kredit bisa lebih tinggi lagi.
"Hal itu masih tidak akan menjadi masalah. Bunga deposito kita juga masih di bawah 6,5% karena dulu BCA paling rendah," katanya kepada Bisnis, Selasa (18/9/2018).
Saat ini, lanjut Jahja, untuk bunga deposito di atas Rp1 miliar atau kurang dari Rp2 miliar bunga yang diberikan sebesar 5,25% untuk jangka waktu sebulan.
Sementara itu, untuk penempatan dana di atas Rp2 miliar atau kurang dari Rp5 miliar, BCA memberikan bunga 5,25% jangka waktu sebulan, 5,5% jangka waktu 3 bulan, 5,75% jangka waktu 6 bulan.
Adapun, sampai dengan Juli 2018, bank dengan kode sandi saham BBCA ini telah mencetak pertumbuhan kredit 14% secara tahunan atau year on year (yoy). BCA tercatat menyalurkan kredit Rp495,23 triliun atau lebih tinggi dari posisi yang sama tahun lalu Rp434,4 triliun.
Kinerja kredit hingga Juli 2018 ditopang oleh kontribusi seluruh segmen kredit atau tidak jauh beebeda dengan posisi Juni 2018. Adapun, untuk non performing loan atau NPL hingga Juni masih bisa dipertahankan di level 1,4%-1,5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel