Kiwoom Sekuritas: IHSG Masih Berpotensi Melemah

Bisnis.com,19 Sep 2018, 09:10 WIB
Penulis: Emanuel B. Caesario
Siluet pengunjung mengamati layar informasi IHSG, di gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta, Senin (17/9/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA -- Kiwoom Sekuritas Indonesia memperkirakan secara teknikal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (19/9/2018) memiliki potensi melemah dengan support dan resistance di level 5.780-5.844.
 
Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus mengatakan bahwa faktor sentimen global masih menjadi fokus perhatian pelaku pasar.
 
Dalam waktu dekat, tepatnya 24 September 2018, AS akan mulai menerapkan kenaikan tarif impor sebesar 10% atas produk-produk dari China. 
 
Di sisi lain, China bersiap membalas kenaikan tarif tersebut dengan kebijakan serupa yang nilainya sekitar US$60 miliar. Kebijakan ini juga akan berlaku pada waktu yang sama. 
 
"Hal ini akan mendorong perang dagang yang tidak berkesudahan," tuturnya dalam riset harian, Rabu (19/9).
 
Selain itu, di saat yang sama, ada gelombang protes pemotongan anggaran di negara lain, yakni Argentina. Pemerintah negara Amerika Selatan itu tetap melakukan pengetatan anggaran untuk mencapai keseimbangan fiskal. 
 
Beralih ke dalam negeri, perubahan kurs dalam asumsi makro APBN dari sebelumnya Rp14.400 menjadi Rp14.500 menjadi realitas yang cukup baik bagi pemerintah. Namun, hal ini juga menimbulkan pertanyaan mengenai keyakinan pemerintah dalam menjaga nilai rupiah. 
 
Pada Selasa (18/9), IHSG ditutup melemah 0,21% ke level 5.811. Sektor industri yang mengalami kenaikan terbesar di sektor infrastruktur dengan peningkatan 1,55%, aneka industri tumbuh 0,75%.

Adapun sektor yang mengalami penurunan terbesar yaitu sektor properti yang terkoreksi 1,48% dan barang kosumsi sebesar 1,22%.
 
Sementara itu, investor asing memcatatkan net sell di semua perdagangan saham sebesar Rp196,8 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini