Pembelian Melunak, Perdagangan Tembaga Tergelincir

Bisnis.com,26 Sep 2018, 15:58 WIB
Penulis: Mutiara Nabila
Ilustrasi cincin tembaga./Bloomberg-Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA – Harga tembaga di bursa London melemah setelah mencapai kenaikan selama lebih dari lima tahun di tengah perang dagang, karena pembelian menipis saat pasar di China dan Jepang libur.

Pada perdagangan awal pekan ini, harga tembaga di bursa London Metal Exchange (LME) mengalami penurunan hingga 1% menjadi US$6.303 per ton, satu sesi setelah harganya naik ke US$6.382,50 per ton, tertinggi sejak 10 Juli 2018.

Pihak gedung putih mengatakan bahwa Amerika Serikat optimistis untuk bisa lebih unggul dalam perang dagang dengan China, tetapi belum menindaklanjuti rencana negosiasi dagang lebih lanjut karena masih dalam proses melakukan peninjauan pada tarif balasan dari Beijing yang terakhir.

Perusahaan aluminium raksasa Rusi United Co. Rusal telah membentuk tim pedagang di China, karena sanksi dari AS dikhawatirkan dapat mengganggu penjualan produknya ke konsumen di negara-negara Barat.

“Kami telah memperpanjang jangka waktu hingga 12 Nvember bagi investor yang ingin melakukan divestasi kepemilikan utang, ekuitas, dan aset lainnya yang berada dalam perusahaan terkena sanksi EN+ dan Rusal,” ujar Steven Mnuchin, Menteri Keuangan AS, dikutip dari Reuters.

Sanksi kepada Rusal sudah semakin memperketat pasar aluminium dan bahan utamanya alumina di luar China. Harga alumina telah mengalami lonjakan lebih dari 50% menjadi US$640 per ton pada awal Mei dan melanjutka kenaikan sejak awal September ini dari harganya yang hanya sekitar US$400 per ton pada awal 2018.

Adapun, data Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) AS menunjukkan bahwa sejumlah hedge fund dan money manager telah memangkas posisi jangka peneknya untuk kontrak tembaga Comex pada pekan 18 September.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pamuji Tri Nastiti
Terkini