Risiko Pasokan Meningkat, Harga Minyak Mentah Global Lanjutkan Reli Penguatan

Bisnis.com,01 Okt 2018, 14:42 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Ilustrasi pengeboran minyak./Bloomberg-Jeyhun Abdulla

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah global melanjutkan penguatan pada perdagangan hari pertama di kuartal IV/2018, setelah membukukan reli kuartalan terpanjang dalam satu dekade terakhir menyusul peningkatan risiko pasokan.

Minyak mentah Brent untuk kontrak Desember 2018 menguat 0,23% atau 0,19 poin ke level US$82,92 per barel pada pukul 14.10 WIB, setelah pada akhir kuartal III/2018 Brent mencatat penguatan di kuartal kelima berturut-turut.

Sementara itu, harga miyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak November 2018 menguat 0,16% atau 0,12 poin ke level US$73,37 per barel di New York Mercantile Exchange pada per pukul 14.10 WIB.

Di tengah kekhawatiran atas krisis global karena hilangnya pasokan minyak dari Iran, Presiden AS Donald Trump dan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz membahas upaya untuk mempertahankan pasokan.

Sementara itu, jumlah anjungan pengeboran minyak yang beroperasi di AS turun untuk minggu kedua berturut-turut, menandakan bahwa output AS juga diperkirakan melambat.

Minyak mentah telah menguat ke level yang tak terlihat sejak 2014 silam karena gangguan pasokan dari Iran hingga Venezuela terus menekan pasar global. Sejumlah pelaku pasar juga memperkirakan minyak mentah menguat di atas US$100, menyusul spekulasi penurunan persediaan minyak global setelah sanksi AS atas Irak berlaku bulan depan.

Akan tetapi, BP Plc memperingatkan bahwa reli harga minyak mentah diperkirakan tidak berkelanjutan karena meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan China dapat menekan permintaan.

"Dalam jangka pendek, sangat jelas bahwa kemungkinan terhadap minyak mentah adalah gerak menguat," kata Wayne Gordon, direktur eksekutif komoditas dan valas di unit wealth management UBS Group AG, seperti dikutip Bloomberg.

“Kita berada di pasar dengan pasokan terbatas sekarang, setidaknya untuk triwulan berikutnya hingga 2019. Ketegangan geopolitik apa pun yang tidak diharapkan akan datang, dengan kapasitas cadangan yang rendah, adalah hal yang akan mendorong

Sementara itu, setelah kritik terbaru Trump terhadap Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) atas tingginya harga, Trump dan Raja Saudi berbicara melalui telepon pada Sabtu (29/9) mengenai kemitraan strategis antara kedua negara dan pertumbuhan ekonomi global.

Gedung Putih mengatakan bahwa percakapan tersebut membahas "masalah keprihatinan regional".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini