Tren Penurunan Ekspor Kopi Lampung Berlanjut

Bisnis.com,04 Okt 2018, 15:05 WIB
Penulis: Newswire

Bisnis.com, BANDAR LAMPUNG – Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Lampung mengatakan bahwa ekspor biji robusta Lampung mencapai 10.058 ton senilai 17,1 juta dolar Amerika Serikat pada September 2018.

"Jumlah itu turun bila dibandingkan dengan Agustus yang mencapai 11.633 ton senilai 20,6 juta dolar," kata Ketua Perencanaan, Pelatihan, dan Pengembangan Badan Pengurus Daerah Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Lampung Muchtar Lutfie di Bandarlampung, Kamis (4/10/2018).

Menurutnya, data Dinas Perdagangan Lampung menunjukkan ekspor biji kopi robusta maupun arabika daerah itu menuju beberapa negara terutama di kawasan Eropa dan Asia.

Negara tujuan ekspor Lampung antara lain Alzajair, Armenia, Belgia, Bulgaria, Republik Ceko, Mesir, Georgia, Jerman, Yunani, Hong Kong, India, Italia, Jepang, Malaysia, Maroko, Portugal, Rusia, Singapura, Swiss, Inggris, Afrika Selatan, Rumania, Iran, Amerika Serikat, dan Swedia.

Muchtar mengatakan ekspor kopi robusta Lampung tetap berlansgung meski mengalami penurunan produksi sejak beberapa tahun terakhir.

Ia menjelaskan, faktor cuaca menjadi salah satu penyebab menurunnya produksi kopi robusta di Lampung. Penurunan produksi kopi robusta di Lampung setidaknya telah terjadi sejak tiga tahun terakhir.

"Penurunan kopi robusta Lampung tahun ini turun sekitar 40 hingga 50 persen dibandingkan tahun lalu," katanya.

Selain faktor cuaca, penurunan produksi tersebut juga disebabkan para petani minimnya penguasaan petani tentang teknologi pengelolaan kebun kopi.

Sejumlah petani kopi di Lampung Barat mengaku, sejak tiga tahun terakhir hasil panennya merosot. Per hektare kebun kopi hanya bisa menghasilkan sekitar 7-9 kuintal alias kurang dari satu ton. Padahal, dulu per kebun kopi bisa menghasilkan 2 ton lebih.

Lampung merupakan pemasok kopi robusta terbesar di Tanah Air dengan produksi rata-rata 100.000-120.000 ton per tahun dengan luas areal kopi mencapai 163.837 hektare.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini