Gempa Palu-Donggala: AirNav Indonesia Perlu Pasang Alat Penyelamatan Darurat di Tower ATC

Bisnis.com,05 Okt 2018, 01:05 WIB
Penulis: Rio Sandy Pradana
Kondisi Bandara Mutiara Sis Al Jufri yang rusak akibat gempa di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Menara pemandu lalu lintas udara (air traffic controller/ATC) dinilai perlu dilengkapi dengan sistem penyelamatan darurat (escape rescue system) yang lebih memadai dalam merespons kondisi bencana alam.

Pemerhati navigasi penerbangan Heru Legowo menilai prosedur pascagempa yang dilakukan AirNav Indonesia di Palu sudah cukup bagus. Apalagi gempa merupakan bencana yang sulit untuk diprediksi, tetapi mitigasi yang dilakukan patut diapresiasi.

"AirNav perlu mempertimbangkan untuk memasang sarana penyelamatan diri yang lebih memadai. Terutama bagi petugas ATC [air traffic control]," katanya, Kamis (4/10/2018).

Dia menambahkan salah satu sarana penyelamatan diri adalah dengan menggunakan escape chute, yakni alat berbentuk silinder atau palung yang biasanya terbuat dari kain atau jaring yang tahan api. Pemasangan escape chute bisa miring ke luar atau vertikal, dan setiap bagian saluran didesain untuk mengurangi kecepatan saat meluncur ke bawah.

Menurutnya, tidak harus semua menara ATC dipasang alat tersebut, cukup wilayah yang berisiko terkena gempa. Selama ini, menara ATC di Indonesia belum ada yang mengaplikasikan alat tersebut.

Pemasangan alat tersebut perlu dipertimbangkan menyusul peristiwa gempa di Palu yang menelan korban jiwa karena menara ATC roboh. Antonius Gunawan Agung petugas ATC Bandara Mutiara Sis Al-Jufri saat gempa terjadi tengah memandu pesawat Batik Air yang akan terbang menuju Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. Antonius tetap berada di tower ATC saat gempa terjadi untuk mengarahkan penerbangan Batik Air di tengah guncangan gempa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendra Wibawa
Terkini