Ekonomi Global Tertekan, AS Menguat Sendirian

Bisnis.com,06 Okt 2018, 11:36 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari
Gedung World Trade Center di New York Amerika Serikat/guardian

Bisnis.com, JAKARTA—Kekuatan ekonomi Amerika Serikat tidak akan cukup untuk menghentikan perlambatan ekonomi dunia.

Pekan depan, para menteri keuangan dan bankir bank sentral akan berkumpul di Bali, Indonesia, untuk menghadiri IMF-World Bank Group Annual Meeting. Dana Moneter Internasional (IMF) pun telah memberikan sinyal bakal memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global untuk pertama kalinya dalam dua tahun di dalam acara tersebut.

Adapun data ekonomi dari AS yang dirilis pada Jumat (5/10/2018) menunjukkan bahwa tingkat pengangguran turun ke level terendahnya dalam 48 tahun, sehingga Gubernur Bank Sentral AS (Federal Reserve) Jerome Powell semakin yakin bahwa ekonomi Negeri Paman Sam berada dalam momentum terbaiknya.

Namun demikian, aktivitas di negara lain justru melemah. Sebagian penyebabnya adalah kenaikan suku bunga dari The Fed dan perang dagang Presiden AS Donald Trump dengan China.

Ekspansi manufaktur global tumbuh dalam laju terlambatnya dalam dua tahun terakhir dan ekspor tertekan bulan lalu untuk pertama kalinya sejak 2016.

“AS mungkin sedang menguat, tapi ekonomi global mulai melemah,” kata Janet Henry, Kepala Ekonomi HSBC Holdings, di London, seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (6/10/2018).

Adapun perang dagang sejauh ini telah menjadi sentimen terbesar. Dalam beberapa pekan terakhir saja, perusahaan seperti Panasonic Corp., Ford Motor Co., dan BP Plc. memperingatkan bahaya dari eskalasi tensi dagang dan khawatir dampaknya mulai dirasakan oleh perekonomian secara meluas.

Sementara itu, tekanan di negara-negara berkembang mulai dari Argentina hingga Turki, ketidakpastian politik di Inggris dan Italia, serta kenaikan harga minyak juga turut menjadi penekan laju ekonomi global tersebut.

“Enam bulan lalu, saya menunjuk ada awan risiko di cakrawala. Sekarang, beberapa risiko itu telah menjadi nyata,” kata Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde pekan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini