Volatilitas Tinggi, Indeks Topix & Nikkei 225 Jepang Melorot

Bisnis.com,09 Okt 2018, 15:47 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang kompak berakhir melorot lebih dari 1% pada perdagangan hari ini, Selasa (9/10/2018), di tengah berlanjutnya ketegangan antara China dan Amerika Serikat (AS). 

Indeks Topix berakhir melorot 31,53 poin atau 1,76% di level 1.761,12, setelah dibuka turun 0,82% atau 14,69 poin di posisi 1.777,96.

Berdasarkan data Bloomberg, dari 2.097 saham pada indeks Topix, 245 saham di antaranya menguat, 1.813 saham melemah, dan 39 saham stagnan.

Saham Toyota Motor Corp. dan Keyence Corp. yang masing-masing turun 3,08% dan 5,51% menjadi penekan utama atas pelemahan yang dialami Topix pada perdagangan hari ini.

Sejalan dengan Topix, indeks Nikkei 225 berakhir melorot 1,32% atau 314,33 poin di level 23.469,39, setelah dibuka turun 0,98% atau 233,25 poin di posisi 23.550,47.

Sebanyak 25 saham menguat, 196 saham melemah, dan 4 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei. Saham SoftBank Group Corp. Corp. (-3,39%), Tokyo Electron Ltd. (-4,47%), dan FANUC Corp. (-2,46%) menekan pelemahan indeks Nikkei 225 hari ini.

Sementara itu, nilai tukar yen terpantau terapresiasi tipis 0,01 poin atau 0,01% ke level 113,22 yen per dolar AS pada pukul 15.03 WIB, setelah berakhir menguat 0,48 poin atau 0,42% di posisi 113,23 pada perdagangan Senin (8/10).

Yen memperpanjang penguatannya terhadap dolar AS untuk perdagangan hari keempat berturut-turut, dan indeks Nikkei Volatility mencapai level tertingginya sejak 5 Juli.

Pada saat yang sama, Tokyo Stock Exchange (TSE) melaporkan adanya permasalahan dengan salah satu server sistem perdagangan. TSE meminta pelanggan untuk mengubah rute pesanan ke tiga server, yang dikatakan memiliki cukup kapasitas untuk menangani volume, seiring dengan upayanya menghidupkan kembali server yang bermasalah.

“Sedikit masalah sistem di TSE mungkin berkontribusi terhadap volatilitas pasar hari ini, yang muncul untuk sementara,” kata Naoki Fujiwara, chief fund manager untuk Shinkin Asset Management Co., seperti dikutip Bloomberg.

“Saya tidak melihat alasan untuk panik tetapi AS tidak akan mundur, dan pertanyaannya adalah di titik mana China akan memutuskan untuk berkompromi,” tambahnya terkait perselisihan perdagangan yang berlanjut antara dua negara berkekuatan ekonomi terbesar di dunia tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini