Pasar Saham China Terbebani Prospek Pertumbuhan

Bisnis.com,09 Okt 2018, 16:54 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan dua indeks saham utama China berakhir variatif pada perdagangan hari ini, Selasa (9/10/2018), di tengah kekhawatiran seputar prospek pertumbuhan terlepas dari upaya pemerintah untuk menopang perekonomian.

Indeks Shanghai Composite rebound dan ditutup naik 0,17% atau 4,50 poin di level 2.721,01, setelah dibuka turun 0,10% atau 2,78 poin di posisi 2.713,73 pagi tadi.

Adapun indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip memperpanjang koreksinya dan berakhir melandai 0,07% atau 2,21 poin di level 3.288,69

Baik indeks Shanghai dan CSI 300 berakhir anjlok pada perdagangan Senin (8/10). Indeks CSI 300 terjerembap 4,3%, penurunan terbesarnya sejak Februari 2016, sedangkan indeks Shanghai anjlok 3,7%, kinerja harian terburuknya sejak 19 Juni.

Pasar saham China melemah meskipun pemerintah melancarkan langkah untuk mendukung ekonomi di tengah kekhawatiran atas pertumbuhan dan dampak dari perang tarif dengan Amerika Serikat (AS).

Pada hari Minggu, bank sentral China memotong rasio cadangan wajib (RRR) bank sebesar 100 basis poin untuk melepaskan lebih banyak uang tunai.

“Dalam pandangan kami, kinerja pasar eksternal mungkin menghambat sentimen jangka pendek dari pemangkasan RRR, sehingga efeknya mungkin tidak jelas,” ujar Gao Ting, head of China Strategy di UBS Securities, seperti dikutip Reuters.

Merujuk pada tensi perdagangan, Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporannya hari ini memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk 2018 dan 2019.

Selain itu, China diprediksikan dapat menghadapi konsekuensi yang sangat berat akibat perang perdagangan dengan AS. Tensi tinggi perdagangan antara AS dan China bahkan diperkirakan tidak akan membaik dalam waktu dekat.

Sub indeks sektor finansial pada CSI 300 berakhir turun 0,2%, sektor bahan konsumen naik 1%, models real estat turun 0,8%, dan sub indeks kesehatan berakhir turun tipis 0,1%.

“Pasar saham telah cenderung turun ketika kondisi moneter mengendur saat investor fokus pada keadaan ekonomi jangka pendek alih-alih potensi efek jangka menengah dari pelonggaran. Dengan ini, kami rasa pasar saham China akan meluncur lagi tahun ini,” jelas analsi di Capital Economics.

Sementara itu,  indeks Hang Seng Hong Kong ikut memperpanjang koreksinya dan berakhir melemah 0,11% atau 29,66 poin di level 26.172,91, setelah ditutup melorot 1,39% di posisi 26.202,57 pada Senin (8/10).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini